Bidang Pengamatan pada Kayu
1. Bidang Pengamatan untuk Identifikasi Kayu
Kayu yang digunakan dalam pengamatan adalah kayu
gerunggang dengan nama ilmiah Cratoxylon
arborescens Bl. yang telah dipotong menjadi baji dengan ukuran panjang 10
cm. Adapun hasil yang didapatkan dari pengamatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Bidang Pengamatan Untuk Identifikasi Kayu Gerunggang |
Pada
kayu gerunggang dapat dilihat 3 bidang/penampang yakni penampang transversal,
penampang radial, dan penampang tangensial. Pada baji yang diamati., penampang
transversal terletak searah empulur.
Pada permukaan penampang ini dapat dilihat
lingkaran tumbuh tahunan. Sedangkan penampang radial terletak sejajar jari-jari
kayu. Permukaan radial merupakan noktah-noktah berbatas yang berbentuk seperti
kerucut.
Pada penampang ini, trakeid kayu awal terlihat meruncing tumpul,
sedangkan dinding ujung-ujung kayu akhir yang lebih sempit terlihat lebih
meruncing (Nursyamsi, 2013). Selanjutnya, penampang tangensial tegak lurus
dengan penampang radialnya. Penampang ini sejajar dengan kulit kayunya.
Selain bidang, dalam pengamatan
juga diperoleh beberapa struktur anatomi kayu gerunggang yang diidentifikasi
secara kasat mata diantaranya yaitu:
- Kulit luar, memiliki tekstur yang sangat kasar dengan warna merah kecoklatan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Martawijaya, dkk. (2005), yang mengungkapkan kayu teras berwarna merah jambu tua atau merah bata muda jika baru ditebang, lambat laun menjadi tua tetapi tidak menjadi coklat.
- Pori-pori, dapat dilihat ketika sebagian kulit kayunya dikupas.
- Jari-jari, terletak sejajar radial kayu yang telah dipotong.
- Kambium, yaitu dapat dilihat pada bagian kayu sebelum kulit luar.
- Lingkaran tahun, yaitu bagian riap pertumbuhan kayu setiap tahunnya yang memotong arah jari-jari kayu.
- Kayu gubal, yakni bagian isi kayu yang berwarna putih setelah kayu teras.
- Kayu teras, yakni bagian kayu setelah empulur yang memiliki warna merah.
- Empulur, yakni isi atau hati kayu dengan warna yang agak hitam.
2. Pengamatan Untuk Arah Kayu
Dari bagian kayu yang dipotong berukuran 5 x 5 cm
didapatkan 3 arah kayu sebagai berikut:
Gambar 2. Pengamatan untuk Arah Kayu |
Pada
arah longitudinal, cairan dalam kayu dialirkan melalui pembuluh. Hal ini
disebabkan karena diameter pembuluh relatif lebih besar dari komponen struktur
anatomi lainnya. Sedangkan, pada arah radial aliran cairan pada kayu melalui
jaringan sel jari-jari (Nicholas dan Siau, 1973).
Pada dasarnya, jari-jari
merupakan sel parenkim yang tersusun memanjang pada arah radial dari empulur ke
arah kulit kayu. Jari-jari bersusun secara horizontal dengan lebar satu sel
atau lebih (Jane, 1970).
Selanjutnya, pada arah tangensial aliran cairan
cenderung lebih lambat karena melalui noktah antar serat dan difusi antar
serat nya. Tetapi, kecepatan cairan arah tangensial pada beberapa jenis kayu
daun lebar lebih besar daripada aliran cairan radialnya.
Hal ini disebabkan susunan
parenkim yang membentuk garis tangensial secara berkesinambungan (Pendlebury
dan Petty, 1993). Selain itu, laju cairan dalam kayu daun lebar juga
dipengaruhi oleh tilosis yang menutup pembuluh kayu.
Pustaka:
Jane, F.W. 1970. The Structure of Wood. Revised Edition.
Adam & Charles Black. London.
Martawijaya, dkk. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid 1. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. CV. Miranti. Bogor
Nicholas, D.D. and F.S. Siau.
1973. Factors Influencing Treatability.
In D.D.Nicholas (Eds.) Wood deterioration and its prevention by preservatives
treatments (pp. 299-344). Syracuse University Press. New York.
Nursyamsi, A. 2013. Bidang Orientasi Kayu di Wilayah DAS
Datara Kab. Gowa. Info Teknsi Eboni 10(1): 48-57.
Pendlebury, A.J. and J.A. Petty.
1993. Rubberwood Anatomy and Its
Influence on Gaseous Permeability. Conference paper at The 24th Annual
Meeting of The International Research Group on Wood Preservation. Orlando, Florida.