Biomassa | Pengertian, Manfaat, dan Sumbernya
Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini berpotensi sebagai penghasil biomassa terbesar baik itu dari limbah pertanian seperti produk samping kelapa sawit, sekam padi, pabrik gula, kakao dan limbah pertanian lainnya serta limbah kehutanan seperti serbuk hasil gergajian yang kemudian diyakini mampu digunakan sebagai energi alternatif.
Setyawati (2003), menjelaskan kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan lebih bijaksana. Seperti penggunaan limbah berupa serbuk kayu menjadi produk yang bermanfaat. Serbuk kayu yang dihasilkan dari limbah penggergajian kayu dapat dimanfaatkan menjadi briket arang, arang aktif, komposit kayu plastik maupun biopelet.
Industri penggergajian kayu menghasilkan limbah yang berupa serbuk gergaji 10,6%, sebetan 25,9% dan potongan 14,3% dengan total limbah 50,8% dari jumlah bahan baku yang digunakan. Produksi total kayu gergajian yang mencapai 2,6 juta m3 per tahun, maka diprediksi akan dihasilkan limbah penggergajian kayu sebanyak 1,4 juta m3 per tahunnya. Angka ini dianggap cukup besar karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian (Forestry Statistics of Indonesia 1997/1998). Berdasarkan latar belakang tersebut di atas menunjukkan bahwa penggunaan biomassa sebagai energi alternatif adalah salah satu pilihan terbaik dalam mengatasi kekurangan energi serta produksi limbah yang yang berdampak pada kerusakan lingkungan.
1. Pengertian Biomassa
Biomassa merupakan sumber energi alternatif dan tumbuh sebagai tanaman. Pada umumnya biomassa memiliki nilai ekonomis rendah atau merupakan hasil ekstraksi produk primer (El Bassam & Maegaard, 2004). Lebih lanjut Suganal & Hudaya (2019) mendefinisikan biomassa sebagai material biologis yang asalnya dari tanaman atau hewan yang dapat digunakan untuk menghasilkan panas, bahan bakar berbasis fosil.
Biomassa pada umumnya mempunyai densitas yang cukup rendah, sehingga akan mengalami kesulitan dalam proses pembuatannya serta mampu menimbulkan penyakit oleh karbon monoksida yang tidak dapat dikendalikan. Penggunaan bahan bakar biomassa secara langsung dan tanpa pengolahan akan menyebabkan timbulnya penyakit pernapasan yang disebabkan oleh karbon monoksida, sulfur dioksida (SO2) dan bahan partikulat. Untuk memperbaiki karakteristik biomassa dilakukan cara densifikasi dalam bentuk briket maupun biopelet (Yamada et al., 2005).
Kunjungi juga : Pengertian, Manfaat, dan Cara Pembuatan Briket Arang
Densifikasi adalah suatu metode pengembangan fungsi sumber energi biomassa. Densifikasi dapat meningkatkan kandungan energi tiap satuan volume dan dapat juga mengurangi biaya transportasi dan penanganan. Secara umum, densifikasi biomassa mempunyai beberapa keuntungan di antaranya dapat menaikkan nilai kalor per unit volume, mudah disimpan dan diangkut serta mempunyai ukuran dan kualitas yang seragam (Bhattacharya et al., 1996).
2. Manfaat Biomassa
Pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif terbarukan merupakan solusi tepat atas permasalahan yang muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil. Pemanfaatan energi biomassa memiliki banyak keuntungan dari sisi lingkungan yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit. Selain itu, pemanfaatan biomassa juga akan mengurangi pembuangan dan dampak limbah pertanian maupun kehutanan.
Sejalan dengan dampak tersebut Parinduri, L. & Parinduri, T. (2020) juga menegaskan bahwa pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati (biomassa) akan memberikan keuntungan secara langsung diantaranya efisiensi energi keseluruhan mengalami peningkatan karena kandungan energi pada limbah cukup besar, biaya yang digunakan bisa jadi lebih hemat dari pada sebelumnya, serta tempat penimbunan sampah akan berkurang sehingga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit untuk mencari tempat pembuangan sampah.
Pemanfaatan limbah ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak. Di samping itu zero waste merupakan praktik pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan. Penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan diharapkan memenuhi karakteristik bahan bakar biomassa dengan kandungan selulosa, lignin maupun hemiselulosa (Hilal, 2017).
3. Sumber Energi Biomassa
Biomassa pada umumnya dapat berasal dari berbagai limbah pertanian seperti tongkol jagung, cangkang kelapa, dan berbagai sisa produk pertanian lainnya. Selain itu, biomassa juga berasal dari limbah kayu sebagai bagian dari kegiatan kehutanan. Lebih jelasnya, Mascoma Corporation (Cambridge, Massachusstts, AS) mengemukakan rincian sumber-sumber biomassa adalah sebagai berikut (Kong, 2010):
- Agricultural residus atau sisa-sisa hasil pertanian.
- Forestry waste atau sisa-sisa hutan, seperti serbuk gergajian pengolahan kayu.
- Municipal waste atau sampah perkotaan, seperti kertas-kertas bekas dan dedaunan kering.
- Industrial waste, seperti lumpur sisa pulp.
- Sumber-sumber masa depan, seperti tanaman yang khusus ditanam baik tanaman herbal maupun berbasis kayu.
- Jenis tanaman lain yang tidak mengandung pati maupun gula yang dipakai untuk memproduksi bioethanol.
Pustaka:
Bhattacharya, S.C., Leon, M.A. and
Rahman, M.M., 1996. A Study on Improved Biomass Briquetting, Energy Program,
SERD-AIT, Pathumthani, Thailand.
El Bassam N, Maegaard P. 2004.
Integrated Renewable Energy On Rural Communities. Planning Guidelines,
Technologies, and Applications. Elsevier. Amsterdam.
Hilal, N. 2017. Pembuatan Arang
Briket dari Serbuk Gergaji Dengan Proses Pengepresan. Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri Kalimantan Barat. Pontianak
Kong, G. T. 2010. Peran Biomassa
Bagi Energi Terbarukan. Gramedia. Jakarta
Parinduri, L., & Parinduri, T.
2020. Konversi Biomassa Sebagai Sumber Energi Terbarukan. JET (Journal
of Electrical Technology) 5 (2): 88-92.
Setyawati, D. 2003. Sifat
Fisis dan Mekanis Komposit Serbuk Kayu Plastik Polipropilena Daur
Ulang. Thesis. Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor (tidak dipublikasikan).
Suganal, S., & Hudaya, G. K.
2019. Bahan Bakar Co-Firing dari Batubara dan Biomassa Tertorefaksi dalam
Bentuk Briket (Skala laboratorium). Jurnal
Teknologi Mineral dan Batubara 15 (1): 31-48.
Yamada K, M. Kanada, Q. Wang, K. Sakamoto, I. Uchiyama, T. Mizoguchi dan Y. Zhou. 2005. The utility of Coal-Biomass Briquette for Remediation of Indoor Air Pollution Caused by Coal Burning in Rural Area, in China. Proceedings: Indoor Air 2005-3671.