Manfaat Lengkuas Merah bagi Kesehatan
1. Klasifikasi Lengkuas Merah
Lengkuas merah menurut Tjitrosoepomo (2000) memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia purpurata K. Schum
2. Identifikasi Lengkuas Merah
Lengkuas merah merupakan terna berbatang semu, tinggi sekitar 1 sampai 2 meter. Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih-putihan.
Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, tersusun berseling. Daun di sebelah atas dan bawah biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata.
Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20-60 cm, dan lebarnya 4-15 cm. Pelepah daun lebih kurang 15-30 cm, beralur, warnanya hijau. Pelepah daun ini saling menutup membentuk batang semu berwarna hijau.
Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan, terdapat dalam tandan bergagang panjang dan ramping, yang terletak tegak diujung batang (Sinaga, 2009).
Rimpang lengkuas merah berdaging tebal dengan diameter sekitar 2-4 cm. Rimpang dengan serat halus pada lengkuas merah biasanya diperoleh dengan pemanenan yang berumur kurang dari 90 hari. Lengkuas merah memiliki rasa pedas yang sangat tajam serta memiliki bau harum tersendiri karena mengandung minyak atsiri (Sinaga, 2009).
Kunjungi juga : Senyawa Bioaktif di Dalam Kelakai Hasil Hutan Bukan Kayu
Kunjungi juga : Senyawa Bioaktif di Dalam Kelakai Hasil Hutan Bukan Kayu
3. Kandungan Kimia Lengkuas Merah
Kandungan kimia dari lengkuas merah yakni 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol 20-30%, eugenol, kamfer 1%, galangin, flavanoid, saponin, tanin dan lain-lain.
Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat bersifat sebagai antitumor atau antikanker, diantaranya Asetoksi Chavikol Asetat yang mampu menghambat enzim xhantin oksidase.
Lengkuas merah adalah salah satu sumber alamiah terbaik dari kuersetin, suatu bioflavanoid yang secara khusus baik untuk melawan radikal bebas. Di samping kemampuan antioksidannya, kuersetin juga memiliki sifat mencegah kanker, anti jamur, antibakteri, dan anti peradangan (Klohs, et al., 2012).
Sebagai antioksidan yang mampu mencegah kerusakan oksidatif dan kematian sel, kuersetin memiliki beberapa mekanisme kerja, antara lain menangkap radikal oksigen. Sifat antioksidan yang dimiliki ini membuat kuersetin mempunyai aktivitas sitoprotektif terhadap tukak lambung yang diinduksi oleh berbagai senyawa seperti etanol, asam asetat, dan obat-obat antiinflamasi non steroid (Coskun et al., 2004).
Selain itu, penelitian Suzuki, et al., (2008) membuktikan bahwa selain menunjukkan aktivitas sitoprotektif pada lambung, kuersetin juga mempercepat penyembuhan tukak lambung, melalui kemampuan penangkal radikal bebasnya.
4. Manfaat Lengkuas Merah
Rimpang lengkuas merah sering digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, misalnya kolik untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum), menambah nafsu makan, menetralkan keracunan makanan, menghilangkan rasa sakit (analgetikum), melancarkan buang air kecil (diuretikum), mengatasi gangguan ginjal, dan mengobati penyakit herpes.
Rimpang lengkuas merah juga digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam, kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak, radang paru-paru, pembesaran limpa dan untuk menghilangkan bau mulut.
Di samping itu rimpang lengkuas juga dianggap memiliki khasiat sebagai antitumor atau sebagai antikanker terutama dibagian mulut dan lambung (Sinaga, 2009). Antioksidan pada lengkuas merah dapat menekan efek karsinogenik dari senyawa radikal bebas penyebab kanker.
Minyak atsiri yang terkandung dalam lengkuas merah dapat digunakan sebagai obat luar, untuk mengobati pegal linu, mematangkan bisul, mengatasi rambut rontok, mengobati pilek/flu, mengusir nyamuk, bakterisida dan fungisida kulit (Kurniawati, 2010).
Kunjungi juga: Mengenal Lengkuas Hutan (HHBK)
Pustaka:
Coskun O., Kanter A., Korkaz, Oter S. 2004. Quercetin, a
Flavonoid Antioxidant, Prevents and Protects Streptozotocin Induced Oxidative
Stress and Cell Damage in Rat Pancreas. Pharmacological Research.
Academic Press. Turkey.
Klohs, W. D. et al., 2012. Inhibitors of
Tyrosine Kinase. Curr Opin Oncol 9: 562-568
Kurniawati, N. 2010. Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat
Bumbu Dapur. Kanita. Bandung
Sinaga, E. 2009. Pemanfaatan Lengkuas Merah (Alpinia
purpurata K. Schum) sebagai Bahan Antijamur Dalam Sampo. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Suzuki, et al. 1998. Antiulcer Effects of Antioxidant,
Quercetin, α-Tocopherol, Nifedipine, and Tetracycline in Rats. Jpn J
Pharmacol 78: 435-742.
Editor : Zega Hutan