Faktor-faktor Biotik Penyebab Kerusakan Hutan
Faktor biotik merupakan faktor yang secara umum berasal dari kehidupan atau dari alam seperti manusia, hewan, tumbuhan, jamur, bakteri dan sebagainya. Faktor biotik ini adalah salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan baik itu untuk perkembangan dan pertumbuhan hutan maupun kerusakan hutan.
Menurut Sila & Nuraeni (2009), beberapa faktor biotik penyebab kerusakan hutan dapat terbagi menjadi beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
A. Faktor Manusia
Sebagai makhluk hidup yang istimewa, manusia tidak terlepas dari kegiatan yang sangat disayangkan untuk terjadi seperti penyebab kerusakan hutan. Manusia merupakan sebagai sumber utama terjadinya kerusakan pada hutan yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal itu dapat diistilahkan sebagai kelalaian dari manusia dalam memelihara hutan. Kelalaian tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa bagian dengan beberapa solusi yaitu:
- Membuka lahan dengan melakukan pembakaran maupun membuang putung rokok pada lahan kering secara tidak sengaja sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. Untuk itu, manusi perlu diberikan pemahaman terkhususnya pada orang-orang yang minim pendidikan bahwa penggunaan api pada musim tertentu sangat berbahaya bagi kawasan hutan yang kering.
- Terjadinya serangan hama dan penyakit tanaman karena melakukan impor tanaman dari luar daerah ataupun luar negeri yang sebelumnya bibit tanaman tersebut terkontaminasi dengan hama serta penyakit. Hal ini perlu dihindari dengan melakukan pengawasan terhadap bibit tanaman impor.
- Melakukan penggembalaan di dalam kawasan hutan sehingga menyebabkan hutan menjadi rusak terutama pada semai tumbuhan yang batang dan akarnya tidak kuat. Selain memberikan larangan tentang penggunaan kawasan, penyuluhan terhadap masyarakat juga berpotensi untuk mengurangi terdapatnya penggembalaan liar.
- Munculnya gas-gas beracun yang berasal dari cerobong asap atau pabrik.
- Terdapatnya jalanan umum di dalam kawasan hutan.
- Keluar-masuknya manusia di dalam kawasan hutan sehingga terjadinya pemadatan tanah, perusakan humus dan kerapata pohon berkurang terutama adanya eksploitasi.
- Minimnya pengetahuan staf pengelola kawasan hutan dalam memanajemen hutan.
Kunjungi juga : Faktor-faktor Sosial Penyebab Kerusakan Hutan di Indonesia
B. Faktor Biologis (Infectious Diseases)
B. Faktor Biologis (Infectious Diseases)
Faktor biologis ini tergolong dari beberapa bagian yakni kerusakan hutan yang disebabkan oleh binatang vertebrata, serangga dan penyakit hutan.
1. Kerusakan Hutan yang Disebabkan oleh Binatang Vertebrata
Kerusakan yang terjadi akibat dari binatang tersebut biasanya dapat dilihat pada:
- Anakan Pohon/Semai
- Batang pohon
- Biji dan buah
- Daun pohon
- Kulit pohon
- Kerusakan tak langsung (infeksi hama dan penyakit)
- Pucuk pohon
- Tunas pohon
Binatan perusak terdirid dari 6 yaitu:
- Rusa (Memakan tanaman muda)
- Bajing (Menimbulkan kerusakan pada biji, buah, kulit poho, pucuk dan tunas)
- Tikus (Mengerat kulit anakan dan biji)
- Babi (Perusakan pada akar pohon, anakan, biji, buah dan tanaman muda)
- Kelinci (Mengerat pohon)
- Burung (Memakan biji bahkan tunas pohon)
2. Serangga
Serangga penyebab kerusakan hutan lebih banyak dilakukan oleh kumbang, ngengat dan tawon. Hal ini terjadi karena serangan dari serangga tersebut dapat berlangsung lama karena serangan yang terjadi dilakukan secara terus-menerus. Serangan serangga ini sangat resisten terhadap bibit dan juga pada pohon yang telah melewati tahap penebangan. Kemunculan serangan serangga ini termasuk problema yang sangat sulit untuk dihindari khususnya bagi pengelola hutan.
Kunjungi juga : Faktor Abiotik Kerusakan Hutan
Kunjungi juga : Faktor Abiotik Kerusakan Hutan
3. Hama dan Penyakit
Timbulnya hama dan penyakit pada tumbuhan di dalam kawasan hutan merupakan suatu tatanan yang kompleks dimana sangat dipengaruhi dengan adanya faktor organik dan non organik. Utamanya, serangan hama dan penyakit pada tumbuhan akan terjadi pada kawasan hutan apabila telah terjadi pengkonversian kawasan yang sebelumnya dari hutan alam menjadi hutan industri. Tentunya konversi ini menyebabkan perubahan-perubahan tertentu yang secara signifikan berdampak pada keseimbangan biologis. Menciptakan keseimbagan biologis yang baru untuk mencapai tujuan tertentu tidak serta merta dilakukan secara cepat. Hal ini diawali denga berbagai kerusakan yang terjadi pada kawasan hutan. Proses ini lah yang dapat memicu timbulnya hama dan penyakit pada tumbuhan di dalam kawasan hutan. Kerusakan yang terjadi pada hutan akan membuat populasi salah satu jenis hama cenderung meningkat karena kurangnya jenis predator yang seiring dengan kerusakan yang terjadi pada kawasan hutan. Tingkat populasi hama yang cenderung meningkat tidak bisa dihindari dalam terjadinya perusakan hutan oleh hama tersebut.
Pustaka:
Sila, M. & Nuraeni, S. 2009. Buku Ajar
Perlindungan dan Pengamanan Hutan. Univesitas Hasanuddin. Makassar