Ayam Hutan | Klasifikasi, Jenis, Habitat, dan Persebaran
Ayam hutan merupakan salah satu jenis unggas yang hidup di hutan secara liar. Ayam hutan pada dasarnya sama memiliki genus yang sama dengan ayam kampung. Akan tetapi, ayam hutan memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang lebih kecil dari pada ayam kampung. Ayam yang hidup liar di hutan ini merupakan leluhur atau nenek moyang ayam kampung.
A. Klasifikasi Ayam Hutan
Ayam hutan merupakan jenis unggas yang ovipar (berkembang biak dengan cara bertelur). Ayam hutan yang juga disebut sebagai ayam liar ini merupakan unggas omnivora. Hal ini dikatakan karena ayam ini sama dengan jenis ayam biasanya yakni memakan rumput, daging, dan biji-bijian untuk kelangsungan hidupnya.
Ayam hutan terbagi menjadi beberapa jenis. Dari beberapa jenis tersebut ayam hutan memiliki klasifikasi secara umum. Klasifikasi dari ayam hutan adalah sebagai berikut (Brisson, 1766):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Species : Gallus spp.
Ayam hutan sama dengan ayam kampung pada umumnya. Karena pada dasarnya ayam kampung merupakan hasil perkawinan silang dari beberapa jenis ayam hutan. Seperti jenis ayam pada dasarnya ayam hutan juga memiliki bagian tubuh seperti ceker, sayap, bulu, jengger, dan yang lainnya.
Ayam hutan jantan dan betina pada umumnya dapat dibedakan secara visual dengan melihat bentuk tubuh dan bulunya. Ayam hutan jantan sangat menarik karena memiliki bulu yang sangat indah dan halus. Sedangkan bulu ayam hutan betina terlihat kusam. Selain itu, ayam hutan jantan memiliki taji di bagian belakang kakinya.
Bulu ayam hutan jantan dan ayam hutan betina dapat dilihat secara spesifik pada saat musim kawin. Hal ini disebabkan pada musim kawin, ayam hutan jantan akan menguraikan bulu-bulunya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian betina. Umumnya, bulu ayam hutan jantan memiliki berbagai macam warna dimulai dari merah, kuning keemasan, jingga, biru perak, dan hijau. Biasanya, satu ekor ayam jantan memiliki bulu yang terdiri dari beberapa warna.
B. Jenis-Jenis Ayam Hutan
Ayam hutan yang ditemukan saat ini terdiri dari empat jenis yakni sebagai berikut:
- Ayam hutan merah
- Ayam hutan hijau
- Ayam hutan abu-abu
- Ayam hutan ceylon
Keempat dari jenis ayam hutan ini memiliki spesifik masing-masing, baik itu tempat hidup, ciri-ciri, dan tempat hidup.
1. Ayam Hutan Merah (Gallus gallus Lenneaus)
Ayam hutan merah merupakan salah satu jenis ayam hutan yang cukup dikenal secara luas karena pada umumnya tersebar di berbagai wilayah di Asia termasuk Indonesia. Ayam hutan jenis ini tergolong dalam spesies Gallus gallus Lenneaus. Ayam hutan merah memiliki ukuran tubuh dan warna bulu yang berbeda dengan betina. Jantan memiliki ukuran panjang tubuh dimulai dari 45-78 cm dengan berat sekitar 0,7-1,7 kg. Sedangkan, ukuran panjang betina biasanya berkisar 40-46 cm dengan berat badan antara 0,5-1 kg.
Kunjungi juga : Klasifikasi, Pengenalan, Habitat, dan Populasi Beo Nias
Pada ayam jantan merah terdapat jengger di bagian atas kepala. Jengger tersebut berbentuk gerigi. Selain jengger, pejantan juga memiliki gelambir di bagian bawah paruh dan telinga. Sedangkan pada betina tidak memiliki jengger dan gelambir. Ayam hutan jenis ini memiliki warna muka yang merah dengan mata beriris coklat dengan bulu pada bagian bawah berwarna hitam mengkilap.
Kaki ayam hutan merah ini biasanya memiliki warna abu-abu kehitaman. Selanjutnya pada bagian belakang kaki terdapat taji di setiap kaki ayam hutan jantan. Sedangkan pada betina tidak memiliki taji pada bagian kakinya.
2. Ayam Hutan Hijau (Gallus varius Saw)
Jenis ayam hutan hijau merupakan jenis ayam hutan yang dipercaya sebagai leluhur ayam peliharaan saat ini. Ayam hutan jenis ini termasuk ke dalam spesies Gallus varius Saw. Ayam hutan ini memiliki ukuran tubuh pejantan berkisar 60-75 cm. Ukuran ini lebih panjang dari pada ayam hutan merah. Sedangkan pada ayam hutan hijau betina memiliki ukuran panjang tubuh berkisar 40-45 cm. Ukuran tubuh ini lebih kecil dari pada ayam betina merah. Jenis ayam hutan jantan dan betina ini memiliki berat berturut-turut 0,7-1,5 kg dan 0,5-0,8 kg.
Sama halnya pada jenis ayam hutan merah, pejantan ayam hutan hijau juga memiliki jengger dan gelambir. Hanya saja, jengger pada jantan ayam hutan hijau berbentuk bulat meruncing di bagian atas kepala dan lebih besar dari jenis ayam hutan lainnya. Jengger pada jantan ayam hutan hijau terlihat mirip dengan kapak. Sedangkan pada betina tidak terdapat jengger dan juga gelambir. Lebih spesifiknya, jenis ayam ini memiliki bulu leher dari bagian kepala sampai punggungnya berwarna hijau mengkilap. Bulu leher tersebut menyerupai sisik ikan dan terbentuk dengan ukuran kecil. Pada bagian kaki ayam jantan jenis hijau juga terdapat taji. Selanjutnya, jenis ini memiliki kaki berwarna kemerahan.
3. Ayam Hutan Abu-Abu (Gallus sonneratti Teunick)
Ayam hutan abu-abu merupakan ayam hutan dengan spesies Gallus sonneratti Teunick. Jenis ini adalah jenis ayam endemik di kawasan hutan tropis. Ayam hutan abu-abu memiliki ukuran panjang sekitar 80 cm. Ukuran tersebut adalah kurang maksimal jantan yang pernah ditemukan. Sedangkan betina jenis ayam hutan ini memiliki ukuran panjang lebih kecil dari ukuran dua jenis ayam hutan lainnya yakni 38 cm. Ayam hutan jenis ini memiliki bulu leher dengan warna warna abu-abu dan kuning berbintik hitam putih.
Jenis ayam hutan ini juga dicirikan dengan bulu pada bagian dada yang tumbuh secara memanjang serta melebar dengan pola berbentuk ring. Pola ini membuat jenis ayam hutan abu-abu betina menjadi lebih menarik bila dilihat secara visual dari pada ayam hutan betina jenis lainnya. Kaki ayam hutan jenis abu-abu umumnya memiliki warna kuning pucat.
4. Ayam Hutan Ceylon (Gallus lafayetti Lesson)
Ayam hutan ceylon merupakan jenis ayam hutan yang umumnya dapat ditemukan di daerah Sri Lanka. Spesies ayam hutan ini termasuk ke dalam Gallus lafayetti Lesson. Jenis ayam hutan jantan dan betina memiliki ukuran panjang berturut-turut sekitar 66-73 cm dan 30-35 cm. Berat ayam hutan jenis lafayetti jantan dan betina juga berturut-turut 0,8-1,2 kg dan 0,5-0,6 kg.
Kunjungi juga : Klasifikasi, Pengenalan, dan Budidaya Lebah Kelulut
Ayam hutan jantan jenis ceylon memiliki jengger berwarna merah dimana pada bagian tengah terdapat warna kuning keemasan. Jengger tersebut hampir sama dengan ayam hutan merah. Akan tetapi, pada ayam hutan jenis ceylon jenggernya bergerigi kecil. Selain itu, ayam hutan jenis ini juga memiliki gelambir berwarna merah di bagian bawah paruh. Jenis ayam hutan ini memiliki bola mata warna hitam dimana dikelilingi dengan warna kuning pucat
Ayam hutan jantan jenis ini bercirikan warna dasar bulu yang hitam dengan warna bulu bagian leher kuning keemasan. Selanjutnya, pada bagian punggung memanjang bulu leher dengan warna jingga sampai gelap hingga ke ekor. Sedangkan ayam hutan betina jenis ini memiliki warna belang pada bagian sayapnya. Selain itu, bagian sayap betina juga terdapat warna coklat.
C. Habitat dan Persebaran Ayam Hutan
Keempat jenis ayam hutan tersebut di atas memiliki habitat dan persebaran yang berbeda-beda. Ayam hutan jenis merah biasanya hidup pada kawasan hutan yang memiliki dataran rendah di Benua Asia. Jenis ayam hutan ini dapat ditemukan pada Asia Tenggara, China Selatan, dan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, jenis ayam hutan ini tersebar di daerah Bali, Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Selanjutnya, ayam hutan jenis hijau biasanya hidup pada kawasan hutan terbuka seperti pada perbukitan dataran rendah, tepi pantai, tepi kawasan hutan, dan juga padang rumput. Di Indonesia, jenis ayam hutan hijau dapat ditemukan di beberapa daerah seperti Bali, Jawa, Lombok serta pulau kecil di sekitarnya.
Ayam hutan jenis abu-abu memiliki habitat pada kawasan hutan tropis. Biasanya, jenis ayam hutan ini dapat ditemukan di daerah India. Jenis ayam hutan ini juga merupakan salah satu jenis ayam hutan endemik di India.
Ayam hutan ceylon merupakan jenis ayam hutan yang hidup pada kawasan hutan Sri Lanka. Di daerah Sri Lanka, keberadaan ayam hutan jenis ini terbatas pada beberapa daerah diantaranya adalah kawasan hutan Kitulgala, kawasan hutan Sinharaja, dan kawasan hutan Yala.
Penyusun : Zega Hutan