Faktor yang Mempengaruhi Pembagian Batang Kayu
Faktor yang mempengaruhi pembagian batang kayu termasuk sebagai beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh seorang penebang kayu atau peiliknya. Bila suatu pohon dipotong menjadi kayu log untuk bahan baku pabrik pengolahan kayu, maka penebangan dan pembagian batang kayu suatu fase atau tahap yang sangat penting di dalam proses tersebut.
Biasanya ketika mandor atau pengawas penebangan diperintahkan oleh pemilik perusahaan kayu untuk membuat kayu log sepanjang mungkin tanpa memperhatikan jumlah dan penyebaran cacat kayu yang dapat menyebabkan nilai kayu menjadi berkurang. Disaat yang sama juga diperintahkan supaya kayu yang dihasilkan memiliki tingkat kemulusan yang sangat baik tanpa memperhatikan ukuran diameter dan panjang minimum yang dibutuhkan oleh pasar.
Selanjutnya, cacat kayu juga menjadi perhatian penting dalam ukuran kayu log sehingga keberadaannya tidak dapat diperbolehkan. Untuk itu, penebangan pohon banyak dilakukan untuk memenuhi target yang telah direncanakan. Hal tersebut di atas banyak terjadi di lapangan sehingga pemborosan penggunaan kayu tidak dapat dihindari.
Laju penebangan yang sangat cepat memunculkan upaya untuk mengurangi terjadinya pemborosan kayu. Salah satu hal yang dilakukan terutama dalam menghindari cacat kayu adalah dengan pertama-tama memperhatikan kelurusan kayu, kemuadian cacat yang diperbolehkan untuk kualitas tertinggi yang mungkin dihasilkan dari kayu log yang bersangkutan.
Kunjungi juga : Faktor yang Mempengaruhi Pemanenan Kayu
Setiap batang kayu yang dihasilkan diusahakan memperoleh kayu sebanyak mungkin dengan urutan prioritas kayu ekspor, kayu bahan baku penggergajian, kayu lokal, bantalan dan kayu bakar. Dengan demikian pemborosan kayu dalam hutan dapat ditekan.
Faktor yang mempengaruhi pembagian batang kayu yang dihasilkan terdiri dari 5 bagian yaitu sebagai berikut:
- Syarat-syarat yang diminta oleh pasar
- Politik penjualan kayu
- Kemungkinan penyaradan dan pengangkutan
- Industri yang mengolah kayu
- Pesanan dari konsumen pemakai kayu.
Penjelasan dari kelima faktor tersebut akan diuraikan secara jelas di bawah ini
1. Syarat-Syarat yang Diminta Oleh Pasar
Kegiatan pembagian batang kayu disesuaikan dengan permintaan pasar terutama untuk syarat yang harus dipenuhi. Untuk mengetahui syarat-syarat yang diminta pasar secara teratur, ada baiknya pengusahaan hutan mempunyai data statistik baik mengenai ukuran dan jenis maupun harga dari masing-masing ukuran dan jenis kayu.
Dengan melihat perkembangan harga pda daftar statistik maka dapat dibuat suatu rencana bagia penyediaan kayu dari masing-masing ukuran dan jenis kayu. Bahkan jauh bisa dipelajari dan dipikirkan langkah yang akah diambi; selama jangka waktu tertentu.
Tujuan akhir dari penyesuaian syarat yang diminta oleh pasar ini adalah upaya memasukkan dan memperoleh hasil semaksimal mungkin sehingga dapat memberikan premi atau kenaikan gaji atau upah demi peningkatan kayu yang diperoleh.
2. Politik Penjualan Kayu
Salah satu pengaruh penting dalam kegiatan pembagian batang kayu adalah politik penjualan kayu. Ada alanya kayu yang dijual secara lagsung tanpa diolah dengan memprhitungka biaya operasi kegiatan pemungutan kayu untuk dijadikan kayu gergajian lebih menguntungkan jika kayu tersebut dijual dalam bentuk log (gelondongan). Hal ini dilakukan demi politik penjualan seprti memajukan industri kayu gergajian atau produk lainnya dengan ketentuan telah memenuhi syarat pasar internasional.
Kunjungi juga : Tujuan Pembagian Batang Kayu
Kebijaksanaan tersebut diatas dibuat oleh perusaaan kayu berdasarkan kebijaksanaan atau aturan yang dibuat oleh pemerintah. Disamping itu adanya proses pengolahan kayu lanjutan misalnya penggergajian kayu akan membuka atau menambah lapangan kerja baru bagi masyarakat atau rakyat.
3. Kemungkinan Penyaradan dan Pengangkutan
Penyaradan dan pengangkutan erat hubungannya baik masalah maupun jalan pengangkutan kayu. Dalam hal ini apabila penyaradan dengan traktor, maka harus deiperhatikan adalah kapasitas atau kemampuan traktor untuk menyarad kayu atau faktor topografi lapangan tempat pelaksanaan penyaradan.
Umumnya mesikpun belum ada jalan sarad dibuat jika topografi lapangannya datar dengan kelerengan yang tidak menanjak, traktor sarad akan mampu untuk menyarad kayu yang telah ditebang. Pembuatan jalan sarad harus dibuat secara terencana agar tingkat kerusakan hutan dapat ditekan untuk mendukung kelestarian hutan sehingga dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan.
Semakin jauh jarak tempuh penyaradan atau pengangkutan makan semakin mahal atau besar biaya tau tarif upahnya, Pembagian batang juga ditentukan oleh kapasitas alat pengangkutan dan kekuatan jalan menahan beban kayu yang akan diangkut. Semakin besar kapasitas alat angkutan dan kekuatan jalan angkutan beban maka pembagian batang bisa dibuat sepanjang-panjangnya dengan volume seoptimal mungkin.
4. Industri yang Mengolah Kayu
Banyak sekali industri yang menggunakan kayu sebagai Bahan bakunya termasuk Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan kayu atau industri kayu lapis (plywood) yang memerlukan atau mengkonsumsi kayu yang mempunyai kualitas utama (prime) dengan ciri-cirinya adalah syarat diameter tertentu (semakin besar diameter maka semakin baik), bebas dari cabang dan cacat yang tidak masuk kriteria atau ketentuan, batang lurus dan siledris, serta panjang kayu sesuai dengan ketentuan pembuatan kayu lapis.
Kunjungi juga : Teknik Pemotongan Kayu
Untuk industri penggergajian kayu yang diperlukan untuk bahan aku dapat menerima kayu yang ada gerowong, pecah atau cacat dan lain-lain asalkan mempunyai kualitas yang cukup baik misalnya kayu yang sudah cukup tua.
5. Pesanan dari Konsumen Pemakai Kayu
Biasanya pesanan dari konsumen atau pemakai kay batang kayu sesuai permintaan untuk memenuhi pesanan baru dilayani jika kayu yang dipesan dalam jumlah yang besar atau banyak sehingga secara ekonomis menguntungkan pihak produsen misalnya dari perusahaan kereta api, maka pihak produsen harus membagi batang kayu sesuai permintaan untuk memenuhi pesanan tersebut. Di luar negeri panjang kayu dan diameter kayu serta ukuran lainnya harus disesuaikan dengan pesanan pemakai kayu.
Pustaka:
Supriati, W. 2020.
Materi Mata Kuliah Pemanenan Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya. [Tidak Dipublikasikan]. Palangka Raya