3 Cara Pengolahan Rotan Terbaru
Pengolahan rotan dilakukan pada saat jenis rotan telah dipungut dimana umur rotan memasuki umur matang tebang. Proses pemanenan rotan sangat berpengaruh penting pada hasil akhir pengolahan sehingga dalam pengerjaannya memerlukan tindakan maksimal dan sebaik mungkin. Apabila hal tersebut diatas ditiadakan misalnya pemanenan rotan dilakukan pada saat umur muda maka rotan tersebut akan menunjukkan kulit yang keriput serta warna yang tidak cerah setelah proses pengeringan.
Tercapainya pengolahan rotan yang baik dapat dilakukan dengan tahap awal pemanenan yakni melakukan pemungutan rotan (pemanenan) dengan umur yang sudah matang dan dilakukan saat musim kemarau. Cara tersebut dinilai dapat memberikan keuntungan secara timbal balik baik pada pengusaha rotan maupun pada rotan itu sendiri. Untuk pengusaha rotan itu sendiri, mampu membuat rotan lebih cepat kering sedangkan pada tumbuhan rotan meninggalkan tunggak yang tidak membusuk yang mampu merusak rotan yang tumbuh berumpun.
Setelah kegiatan pemanenan, rotan yang diperoleh kemudian dikumpulkan pada tempat pengumpulan dimana di tempat tersebut rotan kembali dibersihkan, disortir, dan dijemur selama 2 sampai 3 hari. Biasanya rotan pada tahap ini disebut sebagai rotan bulat basah (unwasbed and sulpburized) atau pun rotan asalan. Kondisi rotan asalan tersebut dalam keadaan basah dimana kadar airnya lebih dari 20% (Rachman & Jasni, 2013).
Pengolahan rotan dapat dilakukan dengan banyak cara dan berbagai variasi sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan. Menghasilkan rotan mentah dapat diperoleh dari dua cara yang dilakukan yakni melakukan cara sederhana atau dengan menggunakan cara semi mekanis. Sedangkan untuk memperoleh produk rotan setengah jadi dapat dilakukan dengan menggunakan cara mekanis.
Kunjungi juga : Klasifikasi, Morfologi, Manfaat, Penyebaran, dan Sifat Rotan
1. Pengolahan Semi Mekanis
Pengolahan rotan dengan cara semi mekanis biasanya juga dikenal dengan sebutan pengolahan rotan bahan mentah. Pengolahan Rotan bahan mentah merupakan cara pengolahan yang digunakan untuk menghasilkan rotan bulat yang telah dicuci, digoreng, dijemur, dan diasapi. Umumnya, hasil yang diperoleh dari cara pengolahan bahan mentah ini adalah rotan bulat yang telah kering udara dan masih berkulit.
Kegiatan penggorengan bahan rotan dapat dilakukan dilakukan dengan memanfaatkan minyak bumi seperti minyak tanah dan minyak solar, serta minyak nabati seperti minyak goreng atau campuran minyak-minyak tersebut. Pengasapan rotan dilakukan dengan mengalirkan asap belerang ke dalam ruang tumpukan rotan sedangkan penjemuran dilakukan pada tempat teduh dimana dapat menghasilkan kering udara yang ingin dicapai. Proses penggorengan rotan dilakukan supaya rotan menjadi lebih kering dan awet. Selain itu, proses tersebut juga mampu membuat rotan menjadi lebih keras, mengkilap dengan permukaan yang halus. Pengasapan dan penjemuran bertujuan agar rotan lebih berwarna muda, cerah, kompak/homogen dan lebih awet.
Tahap selanjutnya dari cara pengolahan rotan ini adalah dipotong menjadi sortimen rotan bulat atau kikis, polis kasar, atau pun dibelah menjadi rotan belahan kasar. Cara pengolahan rotan ini terbagi dua berdasarkan diameter bahan mentahnya dimana rotan berdiameter besar akan menghasilkan tiga bundling sedangkan rotan berdiameter kecil akan menghasilkan dua bundling.
2. Pengolahan Rotan Setengah Jadi (Produk Komponen)
Cara pengolahan rotan yang hanya setengah jadi adalah tahap selanjutnya dari hasil pengolahan rotan berbahan mentah baik itu rotan berdiameter besar maupun rotan berdiameter kecil. Dari cara ini dapat diperoleh bermacam-macam komponen rotan baik itu bentuk maupun ukurannya.
Komponen hasil olahan rotan yang diperoleh biasanya digunakan untuk membuat berbagai macam produk aneka mebel dan kerajinan rotan lainnya. Dari cara pengolahan ini telah dilakukan pengupasan batang rotan dari kulitanya, pelurusan, disambung, dilobangi, dan kegiatan pembelahan serta penenunan. Komponen tersebut kemudian menghasilkan produk setengah jadi berupa rotan berbentuk bulat yang tidak dikupas, dikupas, disambung, dibelah kasar, atau anyaman rotan.
Selanjutnya, Rachman & Jani (2013) juga menegaskan bahwa hasil dari komponen pengolahan tersebut menghasilkan produk polis halus (rotan kupasan), hati rotan, kulit rotan, dan komponen mebel lainnya yang terpisah.
Kunjungi juga : Teknik dan Proses Pengolahan Rotan
Tahap selanjutnya dari cara pengolahan rotan ini adalah polis halus, scrappings, pengampelasan, pembengkokan, pemutihan, produk setengah jadi dan bundling. Bedanya dari pengolahan rotan semi mekanis adalah pada bagian akhir produk setengah jadi ini dapat dilakukan pengiriman.
3. Pengolahan Rotan Jadi
Produk rotan jadi merupakan produk yang dihasilkan dari bahan rotan dengan keadaan siap pakai seperti tikar rotan, mebel, anyaman, dan kerajinan lainnya yang berbahan dasar rotan.
Secara umum sebagian besar proses yang dilakukan sama dengan proses pengolahan rotan setengah jadi. Bedanya proses ini diteruskan dengan proses perangkaian (assembling), finishing (dipolitur atau dicat) dan penambahan (pemasangan) kelengkapan lainnya, misalnya pemasangan jok kursi, penambahan kaca meja, dan sebagainya (Kasmudjo, 2011).
Pustaka:
Kasmudjo, 2011. Hasil Hutan Non Kayu. Penerbit
Cakrawala Media. Yogyakarta
Rachman,
O. & Jasni. 2013. Rotan, Sumberdaya, Sifat dan Pengolahannya. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor