Gulma | Pengertian, Sifat, dan Cara Pengendalian
Gulma merupakan jenis tumbuhan yang dapat menyebabkan kerugian pada tumbuhan pokok terutama pada tumbuhan budidaya yang bernilai ekonomis. Pertumbuhan gulma pada dasarnya tidak diinginkan oleh manusia berada pada daerah atau tempat tumbuhan pokok ditanam. Hal ini dikarenakan gulma menjadi pesaing dalam memperoleh unsur hara yang diperlukan oleh tanaman pokok.
Di bidang kehutanan itu sendiri terdapat beberapa tanaman pokok yang dibudidayakan yaitu balangeran dan juga sengon. Apabila di kawasan budidaya tanaman kehutanan tersebut terdapat gulma, maka pertumbuhan tanaman pokok akan terganggu.
1. Pengertian Gulma
Gulma adalah jenis tumbuhan bawah yang sifatnya merugikan tanaman pesaingnya yang berada di dalam satu kawasan. Winarsih (2008) mengartikan gulma sebagai semua jenis vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan oleh manusia dan sejenis tumbuhan yang individu-individunya sering kali tumbuh pada tempat-tempat dimana mereka menimbulkan kerugian pada manusia.
Kunjungi juga : Pengertian Gulma Menurut Para Ahli
Secara spesifiknya, pengertian gulma adalah suatu jenis tumbuhan bawah yang berkemampuan khusus menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman di lokasi tertentu. Hal ini didasari pada kemampuan gulma yang dapat tumbuh di berbagai lokasi baik itu lokasi yang tidak terlalu banyak unsur hara, maupun lokasi yang terdapat banyak unsur hara.
Meskipun memiliki berbagai macam definisi yang sangat beragam, namun definisi tersebut memiliki dasar yang sama dengan suatu batasan. Batasan gulma dapat dikatakan bersifat teknis dan plastis. Sifat teknis ini maksudnya adalah sifat yang berkaitan dengan gulma yang mengganggu tanaman budidaya sehinggga produksi yang diperoleh menjadi turun. Selanjutnya, sifat plastis maksudnya adalah sifat yang hanya terikat pada spesies tertentu saja.
2. Sifat-Sifat Gulma
Sutidjo (1981) menjelaskan bahwa gulma sangat mudah beradaptasi di segala tempat lingkungan tumbuhnya dan memiliki daya saing yang sangat kuat terhadap tanaman lainnya. Selain dari sifat tersebut, beberapa sifat gulma lainnya diantaranya sebagai berikut:
- Memiliki kemampuan untuk berkecambah dan tumbuh meskipun tempat tersebut minim air dan unsur hara.
- Biji akan mengalami dorman apabila tempat tumbuhnya kurang baik
- Mampu tumbuh dengan cepat atau dengan waktu yang relatif singkat jika keadaan tempat tumbuh sangat baik.
- Hasil produksi tanaman pokok dapat berkurang apabila terdapat gulma pada kawasan tersebut.
- Gulma mampu memiliki biji yang banyak dan berbunga.
- Berkembang biak dengan cepat terutama perkembangan secara vegetatif.
3. Cara Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma merupakan suatu kegiatan membatasi ataupun menghentikan persaingan antara tumbuhan pengganggu dengan tanaman pokok dalam memperoleh unsur hara dan zat lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pengendalian terhadap gulma secara umum dilakukan untuk menekan perkembangan gulma supaya tanaman budidaya tidak terganggu.
Kunjungi juga : Hama di Hutan Beriklim Subtropis dan Tropis
Pengendalian pada gulma tidak harus dilakukan dari awal penanaman samapai proses pemanenan tanaman utama. Akan tetapi, pengendalian gulma dilakukan dengan memperhatikan waktu yang tepat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghemata waktu, tenaga, dan biaya yang akan digunakan dalam proses pengendalian gulma.
Pengendalian gulma akan lebih tepat apabila dilakukan pada saat tanaman memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap faktor lingkungan. Kepekaan tanaman tersebut dapat dikatakan sebagai periode kritis yang dialami oleh tanaman. Zakaria & Burhan, (1999) menjelaskan bawah periode kritis umumnya terjadi pada saat tanaman berumur ¼, 1/3, dan ½ umur tanaman.
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan 4 cara yaitu sebagai berikut:
a. Cara Preventif
Pengendalian gulma menggunakan cara ini adalah dengan melakukan pencegana terhadap perumbuhan gulma di sekitar kawasan tanaman pokok dengan upaya pembersihan lahan sebelum kegiatan budidaya, penyeleksian bibit yang digunakan, menggunakan pupuk organik yang sudah matang, serta mencegah kegiatan pengangkutan yang bisa berpotensi biji gulma ikut berpindah.
b. Cara Pengendalian Mekanis/Fisik
Pengendalian gulma secara mekanis adalah pengendalian yang dilakukan oleh petani dengan memamnfaatkan berbagai alat pertanian baik itu alat pertanian secara manual maupun alat pertanian yang sudah modern melalui kegiatan pengelolaan tanah sampai pada kegiatan pemanfaatan mulsa.
c. Cara Pengendalian Biologi
Pengendalian gulma secara biologi adalah upaya penghentian laju pertumbuhan gulma dengan memanfaatkan berbagai jenis flora dan fauna lain seperti insekta dan fungi. Kedua dari jenis tesebut merupakan musuh alami terhadap beberapa jenis gulma.
d. Cara Pengendalian Kimiawi
Pengndalian gulma secara kimiawi merupakan suatu upaya menekan laju pertumbuhan gulma dengan memanfaatkan berbagai cairan kimia. Umumnya, pengendalian dengan cara ini sangat efektif dalam menekan populasi gulma. Salah satu cairan kimia yang sring digunakan dalam pengendalian gulma dalah herbisida.