Briket Arang | Pengertian, Manfaat, dan Cara Pembuatan
Briket arang adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang mulai dikembangkan sebagai pengganti bahan bakar yang dinilai cukup optimal untuk mempertahankan nyala api. Pengembangan briket arang di Indonesia telah dimulai beberapa tahun yang lalu. Pengembangan ini tercatat sebagai salah satu agenda riset energi yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2008 sampai 2012 yang dimulai dengan riset tentang briket.
Riset tersebut berfokus pada biobriket limbah pertanian dan kehutanan yang diarahkan pada pengujian karakteristik limbah dan daya bakar, teknologi densifikasi dan peningkatan kualitas, pengembangan logistik dan infrastruktur untuk penanganan bahan bervolume besar dan beragam, serta pemanfaatan biobriket untuk keperluan industri, pembangkit listrik, dan rumah tangga (Tambunan et al., 2008). Pengembangan riset ini dilatarbelakangi oleh konsumsi energi yang semakin besar terkhususnya Indonesia yang memanfaatkan minyak bumi. Salah satu fokus dalam riset energi ini adalah termasuk briket arang dari lebah pertanian dan kehutanan.
1. Pengertian Briket Arang
Briket merupakan salah satu sumber energi yang dapat diperoleh dari biomassa yang digunakan sebagai energi alternatif pengganti energi minyak bumi dan energi lainnya yang umumnya berasal dari fosil. Briket arang merupakan bentuk energi terbarukan dari biomassa yang berasal dari tumbuhan atau tanaman yang saat ini sangat banyak tersedia di lingkungan. Lebih lanjut, briket arang diartikan sebagai bahan bakar yang berbentuk padat dengan kandungan karbon, memiliki nilai kalori yang tinggi, dan mampu menyala pada waktu yang cukup lama (Isa et al., 2012).
Selain itu, Arifah (2017) mengartikan briket arang sebagai arang yang mempunyai bentuk tertentu dengan kerapatan yang tinggi, yang dapat diperoleh dengan cara pengempaan arang halus campur dengan bahan perekat. Pada pengertian ini menjelaskan bahwa briket arang tidak serta merta hana berasal dari bahan baku seperti limbah pertanian dan kehutanan melainkan membutuhkan bahan lain yakni perekat. Perekat berperan secara signifikan dalam kualitas briket arang yang dihasilkan. Jenis perekat dengan kualitas tertentu akan membuat briket arang mampu memiliki karakteristik dengan kadar ari yang relatif lebih rendah, kadar abu yang rendah, dan kadar zat menguap yang rendah sehingga waktu bakar serta nilai kalor yang diperoleh lebih besar (Ningsih et al., 2016).
Kunjungi juga : Laporan Briket Arang Berbasis Cangkang Kelapa Sawit
2. Manfaat Briket Arang
Briket arang saat ini dapat dimanfaatkan sebagai energi pengganti dari energi minyak bumi. Selain itu, pemanfaatan briket arang secara berkelanjutan juga mampu mengurangi limbah pertanian dan limbah kehutanan yang secara tidak langsung mampu meningkatkan penghasilan industri pertanian dan kehutanan yang limbahnya dapat diperbaharui menjadi briket arang serta polusi lingkungan menjadi berkurang.
Pemanfaatan briket arang memberikan keuntungan yang lebih besar daripada penggunaan beberapa energi bumi lainnya. Adan (1998) menjelaskan bahwa keuntungan penggunaan briket arang adalah biaya untuk memperoleh briket arang lebih murah daripada minyak atau arang kayu, massa bakar briket arang lebih lama, penggunaannya lebih aman, mudah disimpan dan dipindahkan, dan pengipasan atau penambahan briket tidak perlu secara berulang. Selain itu, kelebihan penggunaan briket arang juga dapat dilihat dari pengemasan terutama pengemasan yang menarik yakni mampu memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan arang kayu, panas yang dihasilkan lebih tinggi, tidak memiliki bau, memiliki aroma alami dan segar, briket yang dihasilkan lebih tahan lama dan bersih (Hanandito & Willy, 2011).
3. Cara Pembuatan Briket Arang
Pembuatan briket arang melewati beberapa tahap yang saling berurutan. Tahap pembuatan ini tidak boleh terlewati karena akan mempengaruhi produk atau hasil briket arang yang akan diperoleh. Secara umumnya, tahapan pembuatan briket arang dimulai dari pengarangan dan penggilingan, pencampuran arang dengan perekat, pengempaan, pengeringan, produk hasil briket arang, dan pengemasan (Hendra, 2007). Cara pembuatan briket arang lebih lanjut akan diuraikan di bawah ini berdasarkan tahapan tersebut sebagai berikut.
- Melakukan pembakaran pada bahan baku yang telah dipotong-potong dengan menggunakan tungku tertentu yang telah dimodifikasi dan akan dihentikan apabila asap yang diperoleh dari proses pembakaran berwarna kebiru-biruan.
- Kemudian, arang yang telah diperoleh dari hasil pembakaran selanjutnya digiling dan disaring berdasarkan ukuran saringan yang diperlukan.
- Setelah itu, serbuk arang dengan ukuran tertentu dicampurkan dengan perekat sesuai dengan takar yang telah ditentukan.
- Selanjutnya, arang yang telah tercampur dengan perekat kemudian dilakukan pengempaan dan membuat bentuk briket arang sesuai dengan keinginan.
- Setelah pengempaan, briket arang yang terlah terbentuk kemudian dikeringkan. Pengeringan tergantung sesuai yang diperlukan. Pengeringan dapat dilakukan di dalam ruangan atau di bawah sinar matahari.
- Setelah kering, briket arang yang telah jadi kemudian dikemas sesuai dengan yang diinginkan dan siap dipasarkan.
Pustaka:
Arifah, R. 2017. Keberadaan Karbon
Terikat dalam Briket Arang Dipengaruhi Oleh Kadar Abu dan Kadar Zat yang
Menguap. Wahana Inovasi 6 (2): 365-377.
Hanandito, L., & Willy, S.
2011. Pembuatan Briket Arang Tempurung Kelapa dari Sisa Bahan Bakar Pengasapan
Ikan Kelurahan Bandarharjo Semarang. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro.
Hendra, D. 2007. Pembuatan Briket Arang Dari Campuran Kayu, Bambu, Sabut Kelapa dan Tempurung Kelapa Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 25 (3): 242-255.
Isa, I., Lukum, H., & Arif, I. H. 2012. Briket Arang dan Arang Aktif dari Limbah Tongkol Jagung. Laporan Penelitian Pengembangan Program Studi Dana PNBP Tahun Anggaran 2012. Universitas Negeri Gorontalo.
Ningsih, E., Mirzayanti, Y. W.,
Himawan, H. S., & Indriani, H. M. 2016. Pengaruh Jenis Perekat pada Briket
dari Kulit Buah Bintaro terhadap Waktu Bakar. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan J3 1-8.
Tambunan, A., Mandang, T., Hambali, E., Agustina, S. E., Salundik, Nugroho, N., Irzaman, & Setyaningsih, D. 2008. Agenda Riset Energi Institut Pertanian Bogor 2008-2012. Lokakarya Agenda Riset Bidang Pangan dan Energi.