Materi Siklus Hidrologi Tertutup dan Terbuka
Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan di bidang geografi yang mempelajari tentang dan proses perjalanan air atau siklus air di suatu tempat. Prinsip utamanya, air secara alami akan mengalir dari tempat tinggi menuju tempat rendah. Umumnya, aliran air terjadi pada permukaan tanah dan biasanya dikenal dengan sebutan aliran permukaan atau surface run-of. Aliran air ini terus mengalir sampai ke tempat yang lebih rendah seperti sungai, masuk ke dalam tanah dan sebagian besarnya diserap oleh tumbuhan. Penjelasan tentang perjalanan air yang secara terus menerus, berkelanjutan, dan mengalami keseimbangan di darat seperti di permukaan tanah dan dalam tanah, di laut dan di udara disebut sebagai siklus hidrologi (Kodatie, 2012).
Kunjungi juga : Jenis-Jenis Siklus Hirologi
Siklus hidrologi yang terjadi secara berkelanjutan ini memiliki dua sistem yakni siklus hidrologi dengan sistem tertutup dan sistem terbuka. Kedua siklus ini memiliki perbedaan yang dapat dijelaskan secara terpisah. Umumnya proses terjadinya siklus ini dipengaruhi oleh akibat penguapan air di samudera yang disebabkan adanya sinar matahari sehingga siklus hidrologi ini terjadi secara kontinyu. Lebih jelasnya, penjelasan tentang perbedaan siklus hidrologi dengan tertutup dan sistem terbuka diuraikan di bawah ini.
Sumber gambar: rumushitung.com |
1. Siklus Hidrologi Tertutup
Siklus hidrologi tertutup dimulai dari terjadinya siklus air yang dimulai dari jatuhnya hujan ke bumi baik langsung menjadi aliran air ataupun tidak langsung yakni diserap oleh berbagai macam vegetasi dan kemudian aliran air tersebut mengalir ke tempat yang rendah dan berakhir di tempat tertentu seperti sungai, waduk, danau, atau laut. Air yang sudah berada di daerah terendah tersebut kemudian mengalami evaporasi. Tidak hanya itu, vegetasi juga akan mengalami transpirasi sehingga air yang terdapat di dalam tumbuhan akan menguap. Kedua proses tersebut terjadi akibat adanya cahaya sinar matahari yang kemudian uap tersebut membentuk awan dan pada suhu tertentu akan jatuh berubah bentuk menjadi hujan. Pergerakan aliran air berdasarkan proses tersebut disebut sebagai siklus hidrologi tertutup.
Susiloputri & Farida (2009) berpendapat bahwa siklus hidrologi tertutup adalah proses perjalanan air yang menunjukkan adanya keseimbangan air secara menyeluruh antara air permukaan dan air tanah dimana volume air yang terdapat di dalamnya memiliki kuantitas yang tetap dan dikendalikan oleh radiasi matahari baik yang datang maupun yang pergi.
Aspek yang berperan penting terjadinya siklus hidrologi tertutup adalah keseimbangan antara air tanah dan aliran permukaan seperti danau, sungai, laut, proses penguapan, dan lain sebagainya. Siklus hidrologi tertutup umumnya terjadi pada jangka waktu yang lama dan skala ruang global simpanan cenderung mendekati nilai nol, sehingga keseimbangan air hanya dipengaruhi oleh masuk dan keluar ke dalam sub sistem.
2. Siklus Hidrologi Terbuka
Siklus hidrologi terbuka merupakan gabungan dari sistem aliran air tanah, air permukaan dan hidrologi yang tidak tertutup. Aliran air tanah yang merupakan masukan dan keluaran dari luar bagian aliran air tanah tersebut. Begitu juga pada aliran permukaan yang tidak lagi tertutup karena adanya transportasi aliran di luar bagian aliran air permukaan tersebut yang merupakan masukan dan keluaran dari sub sistem aliran air tanah (Susiloputri & Farida, 2009).
Kunjungi juga : Pengertian dan Proses Terjadinya Siklus Hidrologi
Lebih spesifiknya siklus hidrologi terbuka terjadi karena sub sistem yakni aspek dalam proses siklus tidak lagi tertutup karena prosesnya terpotong pada bagian tertentu dari seluruh sistem aliran. Pawitan & Daniel (1995) menjelaskan bahwa siklus hidrologi terbuka terbentuk akibat daerah aliran sungai yang merupakan satuan wilayah yang dibatasi oleh topografi alami menerima, mengumpulkan, dan menyimpan air hujan beserta sedimen dan unsur hara yang lain lalu mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan kemudian keluar melewati sungai utama.
Pustaka:
Kodatie, R. J. 2012. Tata Ruang Air
Tanah. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Pawitan, H. & Daniel M. 1995. Monitoring dan Evaluasi Komponen
Biofisik DAS. Makalah pada Lokakarya Pembahasan Hasil Penelitian dan Analisis Pengelolaan
DAS. Prosiding Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Susiloputri, S., & Farida Q, S. N. 2009. Pemanfaatan Air Tanah untuk Memenuhi Air Irigasi di Kabupaten Kudus Jawa Tengah (Utilization of Groundwater for Fulfilling Irigation Needs in Kab. Kudus, Central Java). Disertasi. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.