Klasifikasi, Habitat dan Ciri-Ciri Burung Walet
Burung walet merupakan salah satu jenis burung pemakan serangga yang bisanya hidup di dalam gua yang dikelilingi kawasan hutan yang lebat. Burung walet termasuk salah satu jenis kelompok aves yang memiliki daya terbang yang cukup jauh. Burung walet biasanya hidup secara berkelompok didalam gua-gua.
Dewasa ini, burung walet mulai marak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia untuk mendapatkan sarangnya. Hal ini dikarenakan sarang burung walet memiliki nilai ekonomi yang sanagt tinggi sehingga di beberapa daerah di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi menjadi salah satu sumber penghasilan terbesar dalam penunjang ekonomi. Bahkan, saat ini budidata burung walet saat ini sudah mulai menjadi mata pencaharian utama di bebera tempat. Sebelum kegiatan budidaya burung walet maka perlu mengetahui klasifikasi, habitat dan ciri-ciri burung walet.
1. Klasifikasi Burung Walet
Burung walet menjadi salah satu burung yang memiliki kemampuan terbang yang sangat lama. Berdasarkan tulisan Mardiastuti et al., (1998) mengemukakan bahwa burung walet dapat terbang secara terus menerus selama kurang lebih 40 jam dengan daerah jelajah mencapai radius 25-40 km. Selanjutnya, sarang burung walet sebagai salah satu sumber ekonomi dan penghasilan masyarakat berasal dari air liur burung walet itu sendiri.
Berdasarkan data klasifikasi dari Bird Life Internasional (2009) dan Thunberg (1812) menetapkan tingkat taksonomi burung walet sarang putih sebagai berikut.
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Chorata
- Class : Aves
- Ordo : Apodiformes
- Family : Apodidae
- Genus : Collocalia
- Species : Collocalia fuciphaga
2. Habitat Burung Walet
Habitat burung walet secara alami adalah di dalam gua-gua yang dikelilingi dengan hutan yang lebat. Di dalam kawasan hutan tersebut menjadi tempat yang digunakan untuk untuk mencari makan, minum dan juga berkembang biak. MacKinnon et al., (1995) menegaskan bahwa burung walet secara alami hidup di dalam gua batu kapur yang disekelilingnya terdapat hutan yang lebat. Langit-langit gua menjadi tempat peristirahatan, tidur, dan membuat sarang bagi burung walet. Habitat burung walet saat ini juga tidak hanya ditemukan di dalam gua-gua. Namun, burung walet dapat hidup di lingkungan masyarakat dengan tepatnya di rumah walet.
Rumah walet merupakan sebuah bangunan yang menjulang beberapa meter ke atas secara vertikal dengan sekelilingnya ditutup secara rapat sehingga ruangan bangunannya menyerupai keadaan gua pada umumnya. Semua kegiatannya dapat dilakukan pada tempat tersebut. Hal ini membuktikan bahwa burung walet memiliki daya adaptasi yang sangat cepat dalam menentukan habitatnya. Penejelasan tentang habitat burung walet juga ditegaskan di dala Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 449/Kpts-II/1999 dimana burung walet menempati dua habitat yaitu habitat alami dan habitat buatan. Habitat alami berupa tempat-tempat yang berada di alam seperti gua, tebing, bukit, dan lain sebagainya. Sedangkan habitat buatan berupa sebuah bangunan yang dibuat oleh manusia dan ruangan di dalamnya didesain khusus menyerupai habitat aslinya.
Kunjungi juga : Klasifikasi, Habitat dan Ciri-Ciri Tapir
Selanjutnya, habiatat burung walet juga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu habitat makro dan habitat mikro. Habitat makro merupakan tempat burung walet mencari makanan seperti pesisir pantai atau lahan sawah yang dikelilingi oleh hutan. Sedangkan habitat mikro merupakan tempat burung walet berasal atau sebagai tepat tinggal utama dalam melakukan kegiatannya seperti bersarang dan berkembang biak. Habitat tersebut bisanya berupa gua dan juga bangunan buatan manusia.
3. Ciri-Ciri Burung Walet
Habitat burung walet di dalam gua dan bangunan yang dibuat oleh manusia bersifat gelap namun dapat terbang dengan leluasa. Keadaan tersebut dikarenakan burung walet memiliki kemampua ekolokasi (Suhartono & Mardiastuti, 2003), yakni kemampuan burung walet dalam bergerak berdasarkan pantulan suara di dinding-dinding gua atau bangunan yang dibuat oleh manusia. Selain dari kemampuan di atas, ciri-ciri burung walet juga dapat dilihat sebagai berikut.
- Memiliki ukuran dengan panjang kurang lebih 12 cm (burung walet yang sering dibudidayakan masyarakat Indonesia).
- Memiliki tubuh bagian atas berwarna coklat kehitaman dengan tungging berwarna pucat keabuan.
- Memiliki tubuh bagian bawah dengan warna bulu coklat
- Sayap burung walet umumnya berbentuk bulan sabit yang panjang serta runcing.
- Sayap burung walet dapat terbentang dengan mencapai lebar 110-118 milimeter
- Ekor burung walet berbentuk garpu dan memiliki kuku yang tajam
- Berat tubuh burung walet pada umumnya berada pada kisaran 9-15 gram.
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
449/Kpts-II/1999 tentang Pengelolaan Burung Walet (Collocalia) di Habitat Alami (In-Situ) dan Habitat Buatan (Ex-Situ
Mardiastuti, A., Mulyani, Y. A.,
Sugarjito, J., Ginoga, L. N., Maryanto, I., Nugraha, A., & Ismail. 1998. Teknik
Pengusahaan Walet Rumah, Pemanenan Sarang dan Penanganan Pasca Panen. Kemenristek.
Jakarta.
MacKinnon, J., Phillips, K. &
Balen, B. V. 1995. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan
(Termasuk Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam). Puslitbang Biologi LIPI.
Jakarta.
Soehartono, T & Mardiastuti, A. 2003.
Pelaksanaan Konvensi Cites Di Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor