7 Faktor yang Mempengaruhi Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara yang dibutuhkan tanaman baik itu ke dalam tanah untuk menyuburkan tempat tanaman itu tumbuh ataupun secara langsung melalui tanaman itu sendiri. Efisiensi pemupukan biasanya memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan sebagai kunci utama dalam keberhasilan pemupukan pada jenis tanaman. Untuk memperoleh kegiatan pemupukan yang efesien maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan sebagai berikut (Purba et al., 2021).
- Unsur hara pada tanah
- Pupuk yang digunakan
- Sifat, ciri dan kemasaman tanah
- Tekstur tanah
- Iklim, temperaur dan curah hujan
- Udara tanah
- Pola Pertaian
Adapun penjelasan dari beberapa faktor yang mepengaruhi pemupukan untuk memperoleh hasil yang efisien adalah sebagai berikut
1. Unsur Hara pada Tanah
Tanah sebagai tempat utmbuh tanaman merupakan sebagai media penyedia nutrisi, tempat pertumbuhan dan reporoduksi tanaman itu sendiri. Nutrisi sebagai salah satu kebutuhan utaman untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman dapat diartikan sebagai unsur kimia yang pada umumnya diserap oleh tanaman melalui akar sebagai bahan kimia anorganik terlaurut dalam air. Nutrisi yang terdapat di dalam tanah tersebut adalah sebagai nagain dari unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
Kegiatan pemupukan pada tanaman dilakukan biasanya sesuai dengan ketersediaan dan kehilangan hara tanah. Tanah yang unsur haranya sedikit akan membuat kesuburan tanah menjadi semakin rendah sehingga perlu alternatif lain untuk mengemabalikan kesuburan tanah tersebut dengan kegiatan pemupukan. Pemupukan pada umumnya dapat dilakukan setelah unsur hara tanah tepat tumbuh tanaman menjadi berkurang sehingga dengan kegiatan pemupukan maka unrus hara yang dibutuhkan tanaman dapat dikendalikan dan terenuhi.
2. Pupuk yang Digunakan
Faktor yang mempengaruhi pemupukan akan memiliki nilai yang positif dan menentukan keberhasilan pemupukan secara signifikan dalam bidang pertanian. Pupuk sebagai unsur hara pengganti memiliki berbagai macam jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik yang secara umum dibagi dalam dua bentuk yaitu bentuk padat dan cair.
Kunjungi juga : 4 Metode Pemupukan Terlengkap
Pupuk yang digunakan pada tanaman perlu dipilih secara cermat karena sifatnya mempengaruhi sifat fisik tanah, sifat kimia tanah dan sifat biologi tanah. Pupuk yang digunakan harus sesuia sehingga tujuan yang ingin diapai untuk meingkatkan produksi hasil pertanian dapat terealisasikan. Selain itu, pemberian pupuk yang tepat juga harus mengetahui prinsip 5T yaitu tepat jenis, tempat cara, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat (Slamet, 2019).
3. Sifat, Ciri dan Kemasaman Tanah (pH)
Perbedaan sifat tanah sebagai tempat tumbuh tanaman akan berpengaruh penting terhadap reaksi tanah terutama pada sifat tanah baik itu masam, netral, ataupun basa. Ketiga sifat ini sangat mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman. Beberapa jenis tanaman hanya mampu tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki sifat masam, netral, atau basa. Apabila dari ketiga sifat tersebut berkurang maka perlu adanya penambahan pupuk sebagai pelengkap dari unsur hara yang dibutuhkan.
Pada tanah masam yang unsur haranya semakin rendah maka perlu ditambhankan pupuk netral atau basa. Sebaliknya apabila pada tanah yang masam kekurangan unsur hara ditambahkan pupuk asam maka kesuburan tanahnya akan terganggu dan semakin merosot. Keadaan tersebut disebabkan oleh tumbuhan memiliki batas pH tanah tertentu dalam proses pertumbuhannya. Semakin basa atau masam suatu tanah, maka pertumbuhan tanaman akan menjadi terganggu. pH tanah memiliki pengaruh penting dalam peningkatan kesuburan tanah terutama pada unsur hara makro dan mikro. Ketersediaan unsur hara makro dan mikro pada tanah sebagai pondasi dalam pertumbuhan tanaman.
4. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam suatu massa tanah. Ketiga fraksi tersebut berhubungan dengan kisaran ukuran partikel penyusun tanah. Tanah yang berupa bongkahan terdiri dari bagian-bagian kecil yang disebut partikelpartikel tanah yang dibedakan menjadi tiga bagian pokok yaitu pasir, debu, lempung dan bahan-bahan organik. Pemberian pupuk pada tanaman yang tumbuh pada ketiga fraksi tersebut akan mempercepat evaporasi yang terjadi di dalam tanah sehingga kadar air tanah dan kapasitas air tersedia dapat mengalami peningkatan (Intara et al., 2011).
5. Iklim, Temperaur dan Curah Hujan
Perubahan iklim sebagai fenomena alam yang kerap melanda dewasa ini mulai dirasakan dampaknya terutama bagi para petani. Hal tersebut berdampak pada petani yang gemar memprediksi pola curah hujan, sehingga berdampak pada sektor pertanian. Faktor iklim terutama curah hujan ikut serta dalam menentukan pertumbuhan dan produksi pertanian. Perubahan iklim yang terjadi dapat menyebabkan pola curah hujan menjadi tak menentu dan sangat berpengaruh terhadap musim tanaman.
Pemupukan pada iklim yang tidak menentu ini atau iklim hujan akan memiliki pengaruh positif dalam meingkatkan hasil produksi. Salah satunya adalah produksi gula dari tebu. Hartatie et al. (2020) mengunkapkan bahwa hubungan antara rendemen tebu dengan pemupukan sebesar 0,056 dan menunjukkan sangat lemah dan tidak signifikan, akan tetapi arah hubungannya positif dan ditunjukkan semakin banyak pemupukan maka semakin tinggi rendemen tebu yang akan dihasilkan.
6. Udara Tanah
Komposisi udara tanah sangat bergantung pada banyaknya pori udara yang tersedia, bersama-sama dengan adanya reaksi biokimia serta proses pertukaran gas. Konsentrasi oksigen dan karbondioksida dalam udara tanah sangat berhubungan dengan aktivitas biologi dalam tanah. Komposisi mikrobial dari residu organik sangat menentukan porsi utama karbondioksida yang akan terbentuk. Pemberian pupuk kandang (manur), residu tanaman atau lumpur pembuangan kotoran dalam jumlah yang banyak, khususnya jika kelembaban dan temperatur nya optimal, maka akan merubah komposisi udara tanah.
Kunjungi juga : Pengertian, Jenis dan Teknik Pemupukan
7. Pola Pertanian
Perubahan mendasar pada pola pertanian disari pada kemajuan teknologi dan perkembangan jaman. Selain itu, perubahan pola pertanian ini sebagai salah satu peran akti dari kemajuan sistem pendidikan formal yang semakin maju sehingga penggunaan pupuk yan awalnya dari organik menjadi berkembang ke penggunaan pupuk yang anorganik. Tujuan perkembangan ini pada umumnya adalah untuk meningkatkan hasil produksi para petani. Namun, dilain sisi penggunaan pupuk anorganik akan memberikan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan dan biaya yang digunakan cukup besar.
Pustaka:
Hartatie, D., Irma Harlianingtyas &
Supriyadi. 2020. Pengaruh Curah Hujan dan Pemupukan terhadap Rendemen Tebu di
PG Asembagus Situbondo. Proceedings Peran Teaching Factory di Perguruan Tinggi
Vokasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan pada Era New Normal. Agropross,
National Conference Proceedings of Agriculture. Jember
Intara, Y. I., Sapei, A.,
Sembiring, N. & Djoefrie, M. B. 2011. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Pada
Tanah Liat Dan Lempung Berliat Terhadap Kemampuan Mengikat Air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 16 (2):
130-135.
Purba, T., Situmeang, R., Rohman,
H. F., Mahyati, M., Arsi, A., Firgiyanto, R., Saadah, A. S. J. T. T., Herawati,
J. J. & Suhastyo, A. A. 2021. Pupuk dan Teknologi Pemupukan. Yayasan
Kita Menulis. Medan
Slamet, S. 2019.
Lima Tepat (5T) dalam Aplikasi Peupukan. Diakses melaui http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88668/Lima-Tepat-5-T-Dalam-Aplikasi-Pemupukan/
pada Mei 2022