3 Proses Pembuatan Pulp dan Kertas
Pulp merupakan hasil pemisahan serat dari bahan baku yang memiliki serat baik itu bahan baku berupa kayu maupun non kayu. Bahri (2015) mengartikan bahwa pulp adalah bahan berupa serat berwarna kecoklatan yang diperoleh melalui proses penyisihan lignin dari biomassa yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas yang asalnya dari tumbuhan berkayu maupun dari tumbuhan non kayu. Untuk menghasilkan pulp sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas maka perlu melakukan beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah proses untuk mencapai hasil pulp yang ingin digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan kertas.
Proses pembuatan pulp merupakan langkah awal dalam kegiatan pemisahan serat bahan baku seperti kayu atau bahan lainnya. Seperti yang disampaikan oleh Saenah (2002) bahwa pulp adalah hasil dari serat-serat selulosa yang berasal dari kayu atau non kayu yang melewati proses tertentu dengan cara melarutkan lignin semaksimal mungkin. Tujuan utama dari proses pembuatan pulp kertas adalah untuk memperoleh serat semaksimal mungkin yang ditandai dengan jumlah nilai rendemen yang sangat tinggi dengan kandungan lignin seminimal mungkin.
Proses pembuatan pulp dan kertas akan membuat lignin terdegradasi melalui peristiwa delignifikasi. Peristiwa delignifikasi yaitu terdegradasinya lignin yang disebabkan oleh larutan pemasak menjadi molekul yang lebih kecil yang larut dalam lindi hitam (Saenah, 2002). Terjadinya peristiwa delignifikasi lignin dari biomassa dapat dilakukan melalui 3 proses yaitu proses mekanik, proses kimia dan proses semi kimia.
1. Proses Mekanik Pembuatan Pulp
Proses mekanik pembuatan pulp adalah proses pemisahan serat dari lignin kayu dengan memanfaatkan berbagai macam alat tertentu seperti gilingan batu, gerinda dan alat lainnya. Cara kerja dari proses ini diawali dengan menghacurkan kayu gelondongan yang dijadikan sebagai bahan baku menggunakan gilingan batu yang disertai dengan melakukan penyemprotan air ke permukaan gilingan batu yang digunakan. Tujuan penyemprotan air ini adalah untuk mengeluarkan bahan yang sudah digiling.
Metode pembuatan pulp dengan proses mekanik seperti ini umumnya hanya digunakan dengan memanfaatakan jenis kayu lunak yang notabenenya berasal dari kayu berdaun jarum. Dalam proses mekanik untuk pembuatan pulp, tidak ada bagian kayu yang terbuang. Hasil dari proses ini akan diperoleh serat yang utuh. Meskipun demikian penggunaan proses ini akan membuat kerusakan secara fisik bahan kayu dirobek-robek dalam bentuk bagian serat yang rusak. Lebih lanjut, penggunaan proses ini tidak mengutamakan warna dan kekuatan hasil serat sehingga kekuatan pulp yang dihasilkan rendah, pulp jadi cepat berubah warna menjadi kuning, dan daya retak yang baik serta opisitas yang tinggi. Penggunaa pul dari hasil proses mekanik ini lebih cocok dalam pembuatan kertas koran, kertas buku yang murah dan juga tissue. Selain itu, penggunaan proses ini juga memerlukan biaya yang cukup besar.
2. Proses Kimia Pembuatan Pulp
Salah satu pemisahan serat yang biasanya digunakan dalam pembuatan pulp adalah secara kimia. Proses kerja dari pembuatan pulp secara kimia diawali dengan lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga serat dari bahan baku menjadi terpisah. Untuk pembuatan proses ini terlebih dahulu dengan menyacah atau memotong bagian kulit kayu atau batang kayunya. Selanjutnya, bahan baku tersebut dihancurkan dalam tekanan temperatur tertentu atau sesuai dengan keutuhan. Secara keseluruhan, proses pembuatan pulp secara kimia terdiri dari 4 tahapan yakni:
Kunjungi juga : 7 Tahapan Proses Pembuatan Pulp dan Kertas
- Proses sulfat (kraft process)
- Proses soda
- Proses sulfit
- Proses organosolv
a. Proses Sulfat (Kraft Process)
Proses sulfat merupakan suatu proses pembuatan pulp dengan melakukan konversi kayu atau bahan baku lainnya menjadi pulp. Umumnya, bahan yang digunakan pada proses ini terdiri dari serat serat selulosa yang hampir murni sebagai bahan utama dalam pembuatan kertas.
b. Proses Soda
Prses soda merupakan salah satu proses pembuatan pulp secara kimia yang pertama kali diperkenalkan oleh C. Watt dan H. Burges tahu 1850. Pada penerapannya, proses ini lebih sederhana daripada proses sulfat. Hal ini dikarenakan bahan kimia yang digunakan adalah senyawa natrium hidroksisa (NaOH) sebagai larutan pemasak di kolom bertekanandengan perbandingan tertentu.
c. Proses Sulfit
Proses sulfit merupakan proses pembuatan pulp secara kimia yang diperkenalkan oleh Benyamin Tilghman tepatnya pada tahun 1866. Awalnya pembuatan pulp dilakukan di dalam kolom bertekanan tertentu dengan memanfaatkan larutan kalsium sulfat dan belerang dioksida. Namun demikian, penggunaan larutan tersebut kemudia diganti dengan magnesium/natrium atau ammonium sulfat karena dinilai larutan terakhir ini banyak memiliki keuntungan dari pada larutan sebelumnya.
d. Proses Organosolv
Proses organosolv merupakan proses pemisahan pembuatan pulp dengan memisahkan serat dari bahan baku seperti kayu dan bahan baku lainnya menggunakan bahan kimia organik. Bahan kimia organik yang digunakan bianya bervariasi seperti aseton, asam asetat, etanol, metanol, dan berbagai bahan kimia organik lainnya.
3. Proses Semi Kimia Pembuatan Pulp
Proses pembuatan pulp secara semi kimia ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat-alat mekanis dalam pembuatan pulp kertas. Penggunaan proses ini bertujuan untuk menghasilkan perolehan yang maksimal setara dengan proses tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik. Penggunaan proses semi kimia ini dilakukan dengan melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat dengan serat dengan merendam bahan baku dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral amupun bahan kimia lainnya seperti NaOH. Setelah perendaman bahanbaku, selanjutnya digiling dalam piringan penghalus.
Kunjungi juga : 4 Proses Pembuatan Pulp Kertas Secara Kimia
Metode semi kimia digunakan untuk kayu keras. Pulp dari hasil proses semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Akan tetapi, pulp yang dihasilkan dari proses semi kimia sukar diputihkan, dan jika terkena sinar matahari akan berwarna kuning. Biasanya digunakan untuk bahan yang membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti media kardus.
Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan kecil yang disebut dengan chips, dimasak beberapa jam dengan menggunakan alat penghancur yang dioperasikan pada suhu dan tertentu, pencucian. Pemutihan pulp yang dihasilkan dari proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa seperti kalsium hipoklorit, hidrogen peroksida atau kalsium dioksida. Akan tetapi, proses pemutihan mampu menurunkan kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas yang dihasilkan.
Pustaka:
Bahri,
S. 2015. Pembuatan Serbuk Pup dari Daun Jagung. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4
(1): 46-59
Rahmani,
S. A. Proses Pengolahan Pulp dan Kertas. Diakses melalui https://www.academia.edu/9368704/Proses_Pengolahan_Pulp_dan_Kertas
pada 30 Juni 2022.
Saenah,
E. 2002. Pengaruh Dosis Soda Terhadap Karakteristik Bubur Kertas Abaca dan
Bubur Kertas Kenaf Bubur Kertasing Soda-Antaquinon. Skripsi. Jurusan Kimia.
FMIPA. Universitas Brawijaya. Malang