3 Sifat-Sifat Tanah Gambut
Tanah gambut merupakan tanah organik yang juga biasanya dikenal sebagai tanah organosol atau tanah histosol yang terbentuk dari endapan bahan organik yang berasal dari tumpukan sisa-sisa jaringan tanaman (Soil Survey Staff, 1975). Tanah gambut pada dasarnya memiliki kandungan bahan organik yang sangat berlimpah. Soepraptohardjo (1975) mengungkapkan bahwa tanah gambut merupakan tanah yang memiliki kandungan bahan organik lebih dari 65% dengan kedalaman sekitar 1 meter atau lebih. Umumnya, apabila tanah gambut telah mengalami pegolahan maka tanah gambut memiliki kelimpahan bahan organik sampai kedalaman 50 cm.
Pembentukan tanah gambut dimulai dari terjadinya proses perombakan bahan organik yang lebih lambat dari proses penimbunannya (Ismunadji & Soepardi, 1984). Perombakan akumulasi gambut/bahan organik disebabkan oleh bakteri anaerob. Bakteri jenis ini bekerja karena berkurangnya aktivitas mikroorganisme sebagai akibat dari tingginya tingkat kemasaman tanah. Lebih lanjut untuk sifat sifat tanah gambut terdiri dari sifat biologi, sifat fisik dan sifat kimia gambut.
1. Sifat Biologi Tanah Gambut
Secara biologi, sifat tanah gambut mampu memilihara daur hidrologi tanah itu sendiri. Hal ini terjadi karena sifat hidrofilik yang kuat ke arah horizontal namun lemah ke araha vertikal. Kuatnya sifat hidrofilik tersebut mengakibatkan lapisan bagain atas tanah gambut mengalami kekeringan lebih cepat meskipun bagian bawah tanah gambut masih basah. Keadaan tersebut menyulitkan pasokan air yang diutuhkan oleh perakaran tumbuhan terutama pada musim kemarau. Selain itu, sifat cepatnya pengeringan pada lapisan bagian atas tanah gambut akan tidak kembali pada keadaan semula apabila kekeringan dalam kondisi yang ekstrim (Yuleli, 2009).
2. Sifat Fisik Tanah Gambut
Sifat fisik tanah gambut merupakan keadaan tanah gambut yang menjelaskan bagaimana bentuk tanah gambut tersebut. Tanah gambut memiliki endapan yang secara umum berwarna coklat muda hingga coklat tua sampai warna gelap kehitaman, mudah ditusuk karena sangat lunak, mengluarkan cairan gelap dan meninggalkan ampas sisa tumbuhan yang diperoleh dari permukaan tanah.
Endapan tanah gambut biasanya dipenugi dengan berbagai macam jenis tumbuhan baik itu tumbuhan bawah maupun tumbuhan tingkat atas. Keadaan fisik gambut dapat diketahui dengan melihat secara langsug seperti tingkat pembusukan yang lebih cepat akan menjelaskan bahwa gambut tersebut akan berwarna lebih gelap. Secara makroskopis gambut tropis umumnya terdiri atas sisa-sisa akar, batang dan daun dalam jumlah yang berlimpah, sebaliknya gambut lumut didominasi oleh sisa tumbuhan lumut seperti yang terdapat di Finlandia (Tjahjono, 2007).
Kunjungi juga : Pengertian Gambut Menurut Para Ahli
Sifat fisik tanah gambut biasanya terdiri dari beberapa bagian penting yakni kadar air, berat isi (bulk density, BD), daya menahan beban (bearing capacity), subsiden (penurunan permukaan), dan mengering tidak balik (irriversible drying) (Agus & Subiksa, 2008). Lebih terperinci, sifat fisik dari tanah gambut adalah sebagai berikut:
- Bobot isi tanah gambut (Bulk Density) sangat rendah berada pada nilai anatar 0,05 – 0,4 gr/cm3. Tanah gambut dengan sifat fisik tersebut biasanya tergolong dalam tanah gambut ringan. Apabila dibandingkan dengan bobot isi tanah mineral, bobot isi tanah mieral lebih besar yakni antara 0,8 – 1,3 gram/cm3.
- Nilai bobot isi (BD) pada tanah gambut bervariasi tergantung tipe gambut: Fibrik/hemik : BD lebih ringan (0,06 – 0,15 g/cm3) dan Hemik/saprik : 0,10 – 0,30 g/cm3. Akibat sifat ini, gambut memiliki daya dukung beban atau daya tumpu (bearing capacity) yang rendah.
- Memiliki porositas tinggi, spongy (berongga) dan bersifat koloidal (berbahan campuran yg homogen), sehingga mempunyai daya menahan air besar per satuan berat.
- Mampu menyerap air sampai 13 kali lipat dari bobotnya (Agus & Subiksa, 2008)
- Dalam keadaan jenuh, kandungan air tanah gambut dapat mencapai 4,5 – 30 kali bobot keringnya (Wahyunto & Dariah, 2013).
- Di daerah rawa wilayah kubah gambut yang masih asli, dapat berfungsi sebagai penambat air (reservoir), yang dapat mencegah banjir dan mengalirkan air pada musim kemarau.
- Apabila pada lahan gambut dibuat drainase (yang berlebihan), gambut akan kehilangan air dan terjadi pengeringan dan bersifat tidak balik (irriversible drying)
- Dampak lanjutan dari pengeringan, terjadi pengkerutan (skrinkage) dan penurunan permukaan (subsidence).
3. Sifat Kimia Tanah Gambut
Sifat-sifat kimia tanah gambut adalah sifat tanah gambut yang menjelaskan kandungan tanah gambut tersebut. Sifat kimia tanah gambut terdiri dari beberapa bagian yaitu kandungan mineral, ketebalan gambut, jenis mineral yang terletak pada bagian dasar gambut dan tingkat dekomposisi gambut. Secara terperinci sifat kimia tanah gambut adalah sebagai berikut:
- pH tanah gambut sangat masam yakni antara 3-5 bahkan lebih kecil dari 3. Sebagian besar lapisan atas tanah gambut dari kedalaman 0 sampai 50 cm bereaksi sangat masam dan sebagian masam ekstrim. Pada jenis gambut dangkal dan sedang, kemasaman lapisan bawah cenderung tetap atau menurun. Sedangkan pada gambut dalam dan sangat dalam akan memiliki lapisan gambut menjadi masam ekstrim yang mampu mencapai pH 2,6 sampai 2,9.
- Kandungan bahan orgaik tanah gambut sangat tinggi di seuruh lapisan tanah yakni berkisar ≤ 91%.
- Lapisan tanah gambut pada umumnya memiliki kandungan nitrogen yang tinggi dengan nilai > 0,75%.
- Rasio kandungan bahan organik/nirogen tanah gambut sangat tinggi antara 35-69 tetapi berada dalam bentuk tidak tersedia bagi tanaman (Subagyo, 2002).
- Tanah gambut memiliki konsentrasi basa sangat redah diantaranya Ca, Mg, K dan Na.
- Kandungan unsur hara makro dan mikro tanah gambut sangat rendah sehingga kandungan mineral dalam tanah gambut sangat berpengaruh terhadap unsur hara makro dan mikro.
- Tanah mineral di bawah gambut ikut menentukan tingkat kesuburan alami gambut. Tanah di bawah gambut dapat berupa endapan liat non marine, liat marine, atau pasir kwarsa. Sedangkan endapan liat non marine ditemukan pada gambut pedalaman karena terbentuk pada lingkungan air tawar, tidak mengandung senyawa sulfida, dikenal dengan pirit (Fe2S2).
Apabila tanah bawah berupa liat marine, berarti tanah bawah gambut terbentuk dalam lingkungan laut, sehingga mengandung bahan sulfidik. Gambut dengan tanah bawah liat marine, berpotensi lebih buruk karena permasalahan agronomi yang cukup berat sesudah gambut didrainase. Akibat subsiden, lapisan yang mengandung bahan sulfidik dapat terbuka (exposed). Apabila tanah bawah berupa pasir kwarsa, juga merupakan indikasi bahwa potensi kesuburan gambut rendah, karena bahan organik aslinya berasal dari vegetasi hutan yang miskin hara.
Pustaka:
Agus, F. & I. G. M. Subiksa.
2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian Dan Aspek Lingkungan. Balai
Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor. Indonesia.
Ismunadji, M. & Soepardi. 1984.
Peats Soils Problems and Crop Production. In Organic Matter and Rice. IRRI. Los
Banos, Philippines
Soil Survey Staff. 1975. Soil
Taxonomy. A Basic System of Soil Classification for Making and Interpreting
Soil Survey. Soil Conserv. Service. USDA Handbook No. 436. US Government
Printing Office, Washington D.C
Tjahjono, J. A. E. 2007. Kajian
Potensi Endapan Gambut Indonesia Berdasarkan Aspek Lingkungan, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Jakarta
Yuleli. 2009. Penggunaan Beberapa Jenis
fungi untuk Meningkatkan PertumbuhanTanaman Karet (Hevea brasiliensi) di Tanah Gambut. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara. Medan.