Wisata Pantai Gawu Soyo di Pulau Nias

Wisata Pantai Gawu Soyo merupakan pantai satu-satunya yang memiliki warna di Pulau Sumatera. Lebih tepatnya, wisata pantai yang memiliki keunikan tersendiri ini terdapat di Pulau Nias dan terletak di Desa Ombolata daerah Afulu, Kabupaten Nias Utara. Wisata Pantai Gawu Soyo saat ini masih belum banyak dikenal di seluruh Indonesia sehingga bisa dikatakan sebagai surga tersembunyi di Nias Utara.

Kehadiran wisata Pantai Gawu Soyo ini memberikan suasana yang baru terutama bagi wisatawan yang datang. Selain dari keindahan pantainya, tempat wisata ini juga menyungguhkan berbagai keunikan tersendiri seperti pasirnya yang memiliki warna kemerah-merahan, tempat yang masih asri dan legenda tersembunyi yang dipercayai oleh masyarakat setempat. Adapun keunikan wisata Pantai Gawu Soyo tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pasir Pantai yang Berwarna Kemerah-Merahan   

Tempat wisata ini utamanya memiliki daya tarik tersendiri bila dibandingkan dengan tempat wisata pantai lainnya yang ada di Indonesia. Daya tarik tersebut terletak pada warna pasir pantainya yang kemerah-merahan atau kemerah-mudaan. Tempat wisata Pantai Gawu Soyo ini sangat rekomendasi bagi wisatawan yang menyukai suasana pantai dengan keunikan yang berbeda. Tempat wisata Pantai Gawu Soyo ini sangat cocok sebagai destinasi utama ataupun alternatif bagi para wisatawan yang ini melepaskan penatnya sebagai akibat dari tekanan pekerjaan atau lingkungan perkotaan yang sangat ramai.

Wisata dengan pasir Pantai yang berwarna kemerah-merahan adalah nama yang sesuai dengan keadaan pasirnya. Di daerah Nias, terutama dalam bahasanya, Pantai Gawu Soyo terdiri dari dua kata yakni “Gawu” yang berarti Pasir dan “Soyo” yang berarti Merah. Dengan perpaduan kata tersebut, tempat wisata ini juga dikenal dengan sebutan Pantai Pasir Merah.

Selain itu, keunikan dari tempat wisata ini adalah Pasir yang memiliki warna merah tidak di seluruh pesisir pantai melainkan hanya terbentang kira-kira sejauh 1000 meter saja. Terkadang, pantai ini juga berwarna merah muda apabila dilihat dari kejauhan sehingga penduduk setempat menamakannya “Pink Beach”

2. Memiliki Suasana yang Asri

Keunikan wisata Pantai Gawu Soyo ini tidak serta merta memiliki banyak pengunjung sehingga tempat wisata ini masih sangat Asri sehingga dipandang oleh mata memberikan kenyamanan tersendiri. Minimnya wisatawan yang berkunjung di tempat wisata ini membuat lingkungannya masih terjaga dari sampah plastik dan sampah lainnya.

Kunjungi juga : 2 Tempat Wisata Terbaru di Tangkiling

Selain itu, tempat ini juga dikelilingi oleh banyak pepohonan terutama pohon kelapa sehingga suasana wisata Pantai Gawu Soyo ini terasa sejuk dan membuat teduh. Selain dari suasana tersebut di atas, wisata Pantai Gawu Soyo juga sangat bersih. Hal ini dikarenakan, pemukiman penduduk cukup jauh dari sekitaran pantai 

3. Legenda Pantai Gawu Soyo

Keunikan dari wisata Pantai Gawu Soyo ini tidak terlepas dari legenda yang telah berkembang di kalangan masyarakat setempat bahkan di seluruh Pulau Nias. Dulu katanya, warna kemerah-merahan dari wisata pasir Pantai Gawu Soyo ini berasal dari darah Ular Naga yang sangat besar dan panjang. Biasanya, masyarakat Nias menyebutnya sebagai Ular Haria.

Ular ini dibunuh oleh Laowomaru atau Ksatria dari Pulau Nias yang memiliki rambut kawat besi di dalam Goa ular yang jaraknya sekitar 8 km dari pantai. Darah dari ular tersebut tumpah dan mengalir ke pantai tepatnya di daerah Ombolata Afulu sehingga warna darah tersebut sampai kini abadi pada pasir pantai.

Akan tetapi, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa pasir yang berwarna kemerah-merahan dari Pantai Gawu Soyo berasal dari terumbu karang jenis Homotrema rumbrum yang cangkangnya berwarna merah. Secara spesifiknya, terumbu karang ini terkena abrasi sehingga warna dari cangkang tersebut menyebar sampai ke bibir pantai sehingga menyebabkan kemerah-merahan pada pasirnya.

Pustaka:

http://disbudpar.sumutprov.go.id/objek_wisata/pantai-gawu-soyo/ diakses pada 30 Juli 2022

https://www.merdeka.com/sumut/mengunjungi-gawu-soyo-pink-beach-nya-nias-yang-tak-banyak-orang-tahu.html diakses pada 30 Juli 2022