3 Kelas Cacat Pengeringan Kayu
Kelas cacat pengeringan kayu terdiri dari retak pada ujung dan permukaan (end and surface checks), retak dalam (honeycombing), dan kadar air tidak merata. Kayu merupakan salah satu produk material alami yang memiliki beragam sifat dan karakter tergantung pada jenis kayu. Terdapat beberapa jenis kecacatan pada kayu yang sangat umum dijumpai. Kecacatan pada kayu ini seyogyanya dihindari untuk menghindari kegagalan konstruksi atau kecacatan pada produk akhir dari kayu.
Cacat kayu selain mempengaruhi mutu juga dapat berdampak terhadap kekuatan kayu. Oleh sebab itu biasanya mutu kayu dibagi menjadi beberapa grade atau kualitas misalnya Grade A, Grade B, Grade C dan sebagainya. Berbagai jenis cacat pada kayu dapat mempengaruhi pelemahan sebuah bangunan yang menggunakan konstruksi kayu karena dengan adanya cacat kayu maka terjadi penurunan kekuatan kayu.
Apa Fungsi dari Pengeringan Kayu itu Sendiri?
Bagi produsen kayu, cacat kayu merupakan kerugian yang bisa menyebabkan harga kayu turun. Meski demikian sebaiknya produsen tetap melindungi hak konsumen dengan memberitahukan cacat pada kayu tersebut.
Jika mengingat resiko keruntuhan bangunan yang menakutkan bisa terjadi karena cacat kayu yang tidak diantisipasi sebelumnya. Pengeringan berfungsi untuk menurunkan kadar air kayu, sehingga bisa diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut.
Kunjungi juga : Jenis-Jenis Cacat Kayu dan Pengaruhnya
- Berat kayu menjadi berkurang
- Untuk menambah kekuatan kayu karena semakin rendah kadar air, kayu makin kuat.
- Ukuran stabil dan kayu tidak akan menyusut lagi.
- Untuk menghindari serangan cendawan dan bubuk, karena pada umumnya cendawan dan bubuk bisa hidup jika kadar air kayu kurang dari 20%.
- Supaya lem bisa merekatkan sambungan.
- Untuk memudahkan pemasukan obat pengawet
Apa Saja 3 kelas Cacat Pengeringan Kayu?
Setiap proses pengeringan selalu memiliki resiko kerusakan atau cacat pengeringan dan resiko inilah yang harus ditekan sekecil mungkin. Lalu, apa yang menyebabkan? Berikut adalah cacat pengeringan kayu dapat terjadi karena:
- Mesin dan teknologi pengeringan.
- Kemampuan operator oven.
- Kondisi kayu sebelum diproses
Lalu, apa sebenarnya kayu itu? Berikut adalah pengeringan kayu dapat dilakukan dengan 2 cara, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Pengeringan dengan cara buatan
- Pengeringan dengan cara alami
Berikut beberapa Cacat Kayu Akibat Pengeringan Kayu Secara Buatan
a) Retak pada ujung dan permukaan (end and surface checks)
Retak ujung dan permukaan serta retak rambut dapat terjadi apabila kelembaban udara dalam ruang tidak diperhatikan pada saat oven mulai beroperasi. Pada saat permukaan kayu mengering, bagian luar kayu mulai menyusut, akan tetapi bagian dalam kayu masih basah, akibatnya terjadinya tegangan dan retak-retak pada permukaan atau ujung kayu.
b) Retak dalam (honeycombing)
Cacat retak dalam merupakan cacat yang diakibatkan oleh kesalahan pengendalian mesin pengering, tapi cacat ini dapat dihindarkan. Keadaan seperti ini adalah keadaan yang berkelanjutan dari cacat pengerasan bagian luar (case hardening). Apabila kesalahan pengendalian mesin tidak segera diatasi maka kayu akan menjadi kering dan cacat retak-retak. Cacat retak dalam tidak bisa diperbaiki dan kayu tidak bisa dipakai
c) Cacat kadar air tidak merata
Seringkali terjadi hasil proses pengeringan tidak bisa merata kadar airnya, terutama pada bagian tengah tumpukan kayu yang masih basah. Penyebab utamanya adalah tidak meratanya distribusi panas keseluruhan bagian kayu.
Cacat Kayu Akibat Pengeringan Kayu Secara Alami
a) Cacat yang disebabkan oleh perubahan kimiawi
Akibat yang ditimbulkan dari perubahan kimiawi ini adalah adanya noda warna. Noda warna tertentu atau diskolorisasi ini biasanya berkembang pada kayu gergajian selama pengeringan alami. Noda warna ini sebagai tambahan dari noda yang diakibatkan oleh jamur dan pengelantangan.
Ada beberapa jenis noda warna. Noda kimiawi biru akan mempergelap warna dari putih kekuningan menjadi kecoklatan atau mengarah ke biru gelap.
b) Cacat yang dihasilkan oleh penularan fungi
Fungi atau bisa disebut dengan jamur merupakan tanaman berukuran sangat kecil yang tumbuh pada kayu dan memanfaatkan bagian kayu tersebut sebagai sumber makanannya. Jamur yang tumbuh mengakibatkan cacat nya kayu.
c) Cacat kayu yang disebabkan oleh serangan serangga
Kayu di dalam setiap tingkat pengeringan, dari kondisi segar kondisi yang kering sepenuhnya, mungkin menjadi sasaran bagi serangan serangga. Tumpukan kayu dalam lapangan pengeringan alami juga sering kali diserang. Limbah, dalam bentuk kayu patahan atau sebagai ganjal, menjadi tempat bagi berkembang biaknya insekta yang kemudian akan menyebar ke dalam kayu
d) Cacat yang disebabkan oleh penyusutan
Ketika kayu gelondong digergaji sudah menjadi kayu gergajian, maka dimulailah proses pengeringan serta diikuti dengan penumpukan pada pengeringan alami, penyusutan papan pun juga mulai berlangsung sesegera mungkin. Tegangan yang berlangsung pada bagian permukaan kayu gergajian yang disebabkan oleh penyusutan, mungkin bisa menyebabkan deformasi atau kerusakan.
Kunjungi juga : Faktor Penyebab Kerusakan Kayu Selama Proses Pengeringan
Karena besarnya penyusutan bermacam-macam dalam spesies kayu dan arah serat kayu gergajian. Maka perubahan ukuran yang terjadi pada kayu biasanya akan disertai dengan perubahan bentuk. Apabila tegangan melampaui kekuatan kayu, kerusakan akan berkembang menjadi berbagai kecacatan, seperti berbagai jenis retak, terbelah, dan pecah.